Untuk membujuk anak yang mogok sekolah, yang harus dilakukan orangtua adalah mengajak anak berbicara. Kedekatan orangtua dan anak sangat penting, agar anak mau terbuka pada orangtuanya.
Anak | Photo credit: Istockphoto.com | SDI Productions
Saat anak dalam kondisi cemas, jangan melakukan hal-hal yang membuat anak ketakukan (misalnya mencecar anak dengan banyak pertanyaan, mengintrogasi anak, dll).
Berbicaralah pada anak secara PERLAHAN, tanpa adanya kesan memojokan anak.
Mungkin anak sedang tidak mau menjelaskan penyebab dirinya mogok sekolah. Kalau begitu JANGAN MEMAKSA anak untuk berbicara.
Sebagai orangtua harus bijak dalam menyikapi prilaku anak. Katakan saja: “Bunda mengerti jika kamu tidak ingin pergi sekolah.”
Setelah itu jelaskan pada anak SECARA LEMBUT bahwa pergi ke sekolah bukan sesuatu yang harus dikhawatirkan.
Jelaskan juga pada anak bahwa ada banyak manfaat dari bersekolah.
Lalu katakan: “Jika ada yang ganggu kamu di sekolah, kamu bisa mengadukannya ke guru. Kasih tau bunda jika ada yang ganggu kamu di sekolah.”
Jika anak mogok sekolah karena sering diganggu temannya, maka munculkan rasa percaya dirinya. Jangan sampai anak takut dan minder untuk berhadapan dengan orang lain.
Ajarkan anak untuk bisa membela dirinya sendiri, sehingga tidak diam saja saat diganggu. Minimalnya anak berani mengadu pada gurunya saat diganggu. Lebih bagus lagi jika anak mengikuti latihan bela diri.
Orang tua perlu bekerja sama dengan pihak sekolah. Berkomunikasi dengan pihak sekolah atau guru tentang kondisi anak.
Biasanya para guru punya ide-ide BRILIAN untuk menangani permasalahan siswa di sekolah.
Orangtua harus aktif
Setiap hari bicarakan dengan anak tentang hari-harinya di sekolah, cari tahu kondisi pergaulannya di sekolah, lalu apakah anak memiliki masalah dengan pelajaran.
Saat anak mogok sekolah, orangtua harus berusaha mencaritahu penyebab anak mogok sekolah.
Jangan vonis anak dengan label pemalas
Kondisi anak sedang tertekan, sehingga hindari ucapan-ucapan yang memperburuk keadaan, termasuk hindari memarahi atau memaki anak.
Jika anak mengemukakan alasannya, perbanyaklah mendengar daripada berbicara, jangan pernah memojokan anak, biarkan anak bercerita secara nyaman tentang masalahnya.
Orangtua harus peka
Sebelum hari H mogok sekolah, anak tentunya menunjukkan gelagat malas bersekolah. Kesalahan orangtua yaitu kurang peka terhadap kondisi anak, malas mendengarkan curhatan anak, dan terburu-buru dalam menyimpulkan.
Dengarkan baik-baik saat anak curhat, jangan meremehkan masalah yang sedang dialami anak, jadilah orangtua yang bisa memberikan solusi.
Anak tidak mau sekolah pasti karena ADA MASALAH di sekolahnya. Orangtua harus mencari solusi untuk mengatasinya.
Ajarkan anak cara bersosialisasi (bergaul)
Tugas orangtua bukan hanya memberikan makan dan minum, orangtua juga berperan untuk membentuk karakter dan mental anak.
Kesulitan anak bergaul di sekolah seringkali menyebabkan anak mogok sekolah. Jika anak tidak mampu beradaptasi di sekolah menyebabkannya kesulitan memperoleh teman, bahkan anak bisa menjadi sasaran bully.
- Libatkan (ajak) anak dalam banyak hal.
- Berdiskusi dengan anak mengenai tempat wisata yang ingin dikunjungi. Ajak anak berdiskusi dan biarkan anak mengeluarkan pendapatnya (jangan dicela). Ini akan membentuk kepercayan diri anak dan memotivasi anak agar berani mengeluarkan pendapat.
- Pastikan orangtua setiap hari memiliki waktu mengobrol dengan anak.
- Ajak anak ke tempat baru yang memungkinkan berinteraksi dengan orang-orang.
- Jangan mengekang anak, biarkan anak berekspresi sejak dini karena mengoptimalkan perkembangannya, daya pikirnya dan rasa percaya dirinya.
- Buat suasana keluarga yang terbuka. Ajak anak berkomunikasi sejak dini, biarkan anak mengeluarkan isi hatinya. Hal ini membuat anak berani bertanya, minta pendapat maupun mengeluarkan pendapat.
- Ajarkan anak etika bergaul. Dengan etika bergaul yang baik, anak lebih mudah mendapatkan teman.
- Dalam pergaulan, anak harus diberikan pengertian untuk bisa menghargai orang lain, serta tingkatkan kepercayaan diri anak agar tidak canggung dalam bergaul.
- Berikan anak tugas membantu pekerjaan rumah tangga. Anak-anak yang diajarkan rasa tanggung jawab biasanya punya keterampilan sosial yang baik.
- Jangan remehkan dampak buruk bullying karena merusak kejiwaan anak.
- Jika anak mengalami bullying, segera ambil tindakan yang diperlukan, berkonsultasilah dengan guru di sekolah untuk menanggulangi masalah bully.
- Saat kedatangan tamu yang dikenal, mintalah anak membukakan pintu dan menyambut mereka. Dengan hal-hal kecil seperti ini, anak dilatih bersosialisasi.
- Perbanyak kegiatan anak bersama orang-orang, jangan sampai anak seharian hanya main gadget.
- Saat waktu bersama keluarga, latih anak untuk berbagi cerita dan perasaan.
- Ajak anak melakukan aktivitas di lingkungan masyarakat, setidaknya jalan-jalan bersama anak keliling komplek sembari bersosialisasi dengan masyarakat.
- Ajak anak berlibur ke tempat wisata atau keramaian. Selain anak akan menikmati keindahan destinasi wisata yang dikunjungi, anak juga secara otomatis akan belajar bersosialisasi di tempat ramai.
Saat anak mogok sekolah jangan memarahinya, tapi peluklah anak dan DENGARKAN KELUH KESAHNYA, katakan: “Bunda mengerti. Jangan khawatir, semua akan baik-baik saja”. Intinya berikan dahulu ucapan yang membuat anak nyaman. Lalu cari solusi untuk memecahkan masalah yang sedang dialami anak.
Tidak ada gunanya menyalah-nyalahkan anak, karena justru membuat anak semakin tertekan.
Jika penyebab anak tidak mau sekolah karena anak tidak mampu dengan pelajaran tertentu, maka bantulah anak. Jika orangtua tidak bisa membantu, maka carikan orang yang berkompeten untuk mengajari anak hingga mengerti.
Anak tidak mau sekolah pasti karena ada masalah di sekolahnya, orangtua harus ‘lincah’ mencari solusi dari masalah yang dialami anak, jangan menjadi orangtua yang pasif.
Jika anak terus-menerus menolak pergi ke sekolah, karena anak memiliki rasa trauma di sekolah dan terlihat sangat cemas, maka diperlukan segera bantuan psikiater sebelum rasa trauma atau kecemasan yang dialami anak semakin parah.