Cara Memberitahu Anak Pentingnya Social Distancing dan Menerapkannya

Pemerintah maupun masyarakat punya kewajiban besar untuk menekan kasus infeksi virus corona, tingginya kasus baru COVID-19 menyebabkan pihak rumah sakit dan tenaga medis menjadi kewalahan. Memburuknya pandemi virus corona memaksa pemerintah untuk segera bersikap, dimana pemerintah pusat maupun daerah telah meminta masyarakat untuk menerapkan social distancing atau physical distancing.
Social distancing adalah sebuah kebijakan yang diambil pemerintah untuk pencegahan dan pengendalian infeksi dengan meminta orang sehat untuk membatasi kunjungan ke tempat ramai dan meminimalisir kontak langsung dengan orang lain. Dalam penerapan social distancing, seseorang tidak boleh berjabat tangan serta menjaga jarak setidaknya 1 meter dari orang lain.
   Pemerintah maupun masyarakat punya kewajiban besar untuk menekan kasus infeksi   virus  Cara Memberitahu Anak Pentingnya Social Distancing dan Menerapkannya

Anak Menggunakan Masker. Photo credit: stock.adobe.com|By volurol

Beberapa kebiasaan baru yang muncul dengan diterapkannya aturan social distancing yaitu:
  • Bekerja dari rumah (work from home)
  • Belajar di rumah berbasis online bagi siswa sekolah dan mahasiswa
  • Membatalkan atau menunda acara yang dihadiri banyak orang seperti seminar, konferensi, rapat, pengajian besar (tabligh akbar) dan semacamnya. Sebagai gantinya hendaknya dilakukan secara online melalui aplikasi zoom dan semacamnya.
  • Wajib menggunakan masker saat keluar rumah, dan sebisa mungkin membatasi kegiatan keluar rumah kecuali untuk hal-hal yang bersifat darurat.
  • Di pintu masuk tempat umum wajib adanya pengukuran suhu tubuh dengan menggunakan thermogun.
  • Menjaga jarak dengan orang lain (1-2 meter) saat berada di tempat umum.
  • Dan lainnya.
Aturan social distancing benar-benar harus dipatuhi karena pandemi COVID-19 yang semakin parah, akan tetapi tidak semua orang bisa menjalani social distancing dengan baik, jika orang dewasa saja masih ada yang kesulitan memahami pentingnya social distancing, apalagi dengan anak-anak.


Disinilah pentingnya peran aktif orangtua untuk mengedukasi anak-anaknya, anak harus dipahamkan dengan kenyataan baru tentang kondisi di sekeliling mereka yang telah berubah. Walaupun awalnya anak kebingungan, tapi jika orangtua aktif dan bersabar untuk memahamkan anak tentang aturan protokol kesehatan, anak sedikit demi sedikit akan memahami nantinya, perlu waktu dan proses agar anak bisa mengerti pentingnya social distancing.
Bilang ke anak bahwa pandemi virus corona adalah sesuatu yang sangat tidak diinginkan, penyebarannya sangat cepat dan mudah menginfeksi seseorang. Saat anak terlihat keheranan mengapa orang-orang harus melakukan social distancing, jelaskan padanya bahwa social distancing sangat penting karena dapat menghentikan penyebaran virus corona ini. Virus corona bisa menyebar dengan mudah dan sangat cepat jika orang-orang berhubungan dekat posisinya, apalagi jika berinteraksi dengan orang lain dalam jarak dekat tanpa masker.
Bilang ke anak bahwa virus corona bisa menyebar dari satu orang ke orang lainnya dengan sangat mudah, yaitu ketika orang yang terinfeksi virus mengalami batuk, bersin atau bicara sehingga droplet (tetesan dari mulut atau hidung) meluncur ke udara dan mengenai seseorang di dekatnya maka orang tersebut bisa terinfeksi.
Adapun pada remaja, memberi pemahaman pentingnya social distancing adalah tantangan tersendiri, itu karena usia remaja merupakan usia dimana membutuhkan banyak sekali interaksi dengan orang-orang, sehingga para remaja biasanya kesulitan untuk menangani rasa bosan saat diminta #DiRumahAja.
Untuk bisa memberi pemahaman kepada remaja, maka jadilah orangtua yang terbiasa mendengarkan cerita atau curhatan dari anak remajanya. Anak remaja harus merasa didengarkan dan diberikan kepercayaan sehingga hubungan antara orangtua dan anak menjadi erat. Maka barulah jelaskan tentang berbagai aturan social distancing, bisa juga orangtua dan anak remajanya bersama-sama searcing di internet mengenai topik social distancing dan membaca artikel bersama-sama. Selain itu ajak ia untuk menjadi bagian dari proses pengambilan keputusan di dalam keluarga.

Orangtua perlu mengajari anaknya yang masih kecil untuk bisa memakai masker dengan benar, jika tidak terbiasa memakai masker maka perlu latihan dulu di rumah, jangan sampai anak secara tiba-tiba dipaksa memakai masker padahal belum ada persiapan, akibatnya anak bisa trauma terhadap masker. Seringkali anak menolak untuk disuruh memakai masker karena merasa tidak terbiasa dan tidak nyaman dengan masker.
Untuk mengatasinya, saat di rumah hendaknya orangtua mengajak anak bermain yang permainannya mengharuskan anak memakai masker, dengan begitu anak menjadi terbiasa memakai masker. Juga berikan anak keleluasaan untuk memilih masker, kalau bisa belilah masker dengan tampilan warna atau gambar yang menarik untuk anak-anak.
Belilah dua masker berukuran anak-anak dengan tampilan berbada, persilakan anak untuk memilih diantara dua masker berukuran anak-anak tersebut. Selain itu usahakan memilih bahan masker yang nyaman untuk anak.
Jelaskan kenapa setiap orang saat pandemi Covid-19 harus memakai masker, jelaskan dengan ucapan sederhana yang mudah dimengerti anak. Bilang pada anak bahwa memakai masker dan melakukan social distancing akan melindungi orang lain, dengan begitu anak bisa menyadari dan merasa bangga saat berhasil melakukan social distancing dengan baik.
Walaupun sulit dalam membatasi anak untuk tak bermain dengan teman-temannya dan melakukan social distancing, tapi orangtua jangan pernah patah semangat untuk secara rutin mengingatkan anak, karena namanya anak kecil tentunya mudah sekali lupa dan pikirannya hanya ingin senang-senang. Perencanaan perlu dilakukan, mengingat pembatasan sosial secara absolut pada anak-anak tidak mungkin dilakukan, sehingga jika anak-anak ingin bermain di wilayah komplek, orangtua harus mengingatkan anak untuk rutin mencuci tangan dengan sabun selama 20-30 detik, bisa juga menggunakan hand sanitizer.

Loading…

Orangtua harus berusaha memahamkan anak untuk mau mengurangi kegiatan bermain di luar rumah. Selain itu perlu diingat bahwa saat sekolah diliburkan karena pandemi Covid-19 bukan berarti kegiatan belajar-mengajar ikut libur. Orangtua tetap harus memandu dan mengingatkan anak untuk belajar di rumah secara online, guru biasanya memberikan tugas-tugas pada murid secara online.
Tujuan anak belajar di rumah adalah untuk meminimalisir risiko penularan virus corona, oleh karena itu sangat mengherankan jika anak-anak dibiarkan bermain di sekitar komplek perumahan pada jam pelajaran sekolah. Pahamkan anak bahwa sekolah sebenarnya masih ada, namun sekarang kegiatan belajar mengajar dipindahkan ke rumah dengan berbasis online. Orangtua harus berusaha dan pintar-pintar menciptakan kondisi yang nyaman dan menyenangkan di rumah agar anak tidak gampang bosan saat beraktivitas.
Sangat penting menjelaskan situasi yang sedang terjadi pada anak, bahwa pandemi virus corona menyebabkan semua orang diwajibkan untuk melakukan social distancing, dengan sering-sering mengobrol bersama anak maka ia akan memahami bahwa aturan sosial distancing sangat penting untuk menekan penularan virus corona. Saat anak belajar di rumah saja, orangtua harus rutin menghubungi gurunya untuk berkonsultasi mengenai perkembangan anak, tanyakan hal-hal penting seperti mengenai materi yang harus dipelajari, metode pembelajaran, tugas yang harus dikerjakan anak dsb.
Orangtua juga perlu menceritakan atau memberitahukan kondisi dan perkembangan anak selama belajar di rumah, sehingga guru bisa memberikan masukan yang tepat mengenai apa yang perlu dilakukan orangtua. Walaupun anak belajar dirumah, orangtua tetap harus memahamkan anak untuk disiplin dalam belajar, anak harus mengikuti secara disiplin jadwal pelajaran yang telah dibuat pihak sekolah.
Penerapan social distancing oleh pemerintah membuat orangtua bekerja di rumah dan anak pun belajar di rumah, sehingga orangtua harus menjadi teladan yang baik, orangtua juga harus disiplin dalam mengerjakan tugas kantornya, dengan begitu anak akan ikut terpacu belajar di rumah secara online. Jangan sampai menyuruh-nyuruh anak untuk belajar di rumah, tapi orangtua malah santai-santai menonton TV atau bermain gadget.
Orangtua harus membuat suasana nyaman untuk anak beraktivitas di rumah, sehingga anak bisa lebih betah untuk belajar dan beraktivitas di dalam rumah, selain itu selingi dengan aktivitas yang menyenangkan.