Sebuah kekeliruan ketika seseorang mendapat karunia berupa anak perempuan, tapi didalam hatinya terbesit rasa ketidakpuasan karena mendambakan seorang anak laki-laki. Padahal mendapatkan karunia berupa anak laki-laki maupun perempuan, kedua merupakan nikmat dari Allah yang wajib disyukuri.
Anak Perempuan Muslim | Photo credit: –
Ada keutamaan besar dari merawat anak perempuan, Rasullulah telah memberikan janji kepada para orangtua yang merawat anak-anak perempuan dengan baik, maka itu menjadi penghalang dari siksa api neraka (lihat H.R Muslim 2629).
Adapun di dalam H.R. Muslim 2631, Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang mengayomi dua anak perempuan hingga dewasa maka ia akan datang pada hari kiamat bersamaku”.
Banyak hadits yang menunjukkan keutamaan merawat anak perempuan, oleh karena itu para orangtua hendaknya merawat anak-anak perempuan dengan baik, memberi nafkah kepada mereka dan bersabar diatasnya.
Tunaikan hak-hak mereka, termasuk dalam memberikan makanan yang baik dan bergizi, pendidikan berkualitas dan lain-lain. Ada banyak hadist yang menunujukan besarnya ganjaran bagi orang-orang yang merawat anak perempuan, yaitu berupa nikmat surga dan dijauhkan dari siksa api neraka, serta kedudukannya dekat bersama Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam di akhirat.
Cara Mendidik Anak Perempuan
Pendidikan terhadap anak perempuan benar-benar harus diperhatikan, hal ini karena besarnya pengaruh mereka di masa mendatang. Jika para wanita di dalam suatu bangsa telah rusak moral dan akhlaknya, maka bangsa tersebut tinggal menunggu waktu untuk kehancurannya.
Baiknya pendidikan terhadap perempuan akan mempengaruhi akhlak dan perilaku masyarakat di masa mendatang, mengapa bisa begitu? Karena seorang anak perempuan, kelak saat dewasanya akan menjadi istri, ibu, pengajar dan lainnya. Inilah peran terbesar di dalam sebuah negara.
Berikut hal-hal yang harus diketahui dalam mendidik anak perempuan:
1. Sudah Sepantasnya Anak Perempuan Disayangi dan Dimuliakan
Rasulullah merupakan suri tauladan untuk umatnya, sudah seharusnya para orangtua (khususnya ayah) mencontoh Rasulullah dalam cara memperlakukan anak perempuan.
Putri Rasulullah yaitu Fathimah radhiallahu ‘anha, menceritakan bagaimana ayahnya memperlakukan dirinya. Fatimah bercerita bahwa saat dirinya masuk mengunjungi ayahnya (Rasulullah), ayahnya memberikan sambutan hangat dan mengataakan “Selamat datang, anak perempuanku.”.
Lihatnya bagaimana Rasulullah menyayangi dan memuliakan anak perempuannya, bahkan dalam sebuah kesempatan Rasulullah pernah shalat mengimami para sahabat sambil menggendong cucu perempuannya, ini sebagai bukti besarnya perhatian Rasulullah terhadap anak-anak perempuan, tidak seperti sebagian orang yang kurang bersyukur saat mendapatkan karunia anak perempuan.
Anak perempuan seharusnya mendapatkan perasaan bahwa dirinya dihargai dan dianggap ada di tengah keluarganya, ini sangat penting untuk memunculkan ketenangan dan rasa eksistensi di dalam dirinya.
Adapun jika seorang anak perempuan sering direndahkan, tidak dimuliakan dan dipandang sebelah mata, hal ini akan mewariskan rasa benci di dalam dirinya terhadap orangtua dan keluarganya.
Dan itu menjadi pintu syaiton untuk membisikkan kepada si anak perempuan untuk mencoba mencari kasih sayang dan perhatian di luar rumah, sehingga diapun menjadi wanita yang tidak betah di rumah dan tidak mentaati kedua orangtuanya (akibat kesalahan orangtuanya sendiri).
Orangtua yang lalai sehingga menyebabkan anak perempuannya terjatuh ke dalam kebinasaan (pergaulan bebas), itu adalah orangtua yang gagal.
2. Tarbiyah
Mentarbiyah (mendidik) anak-anak perempuan secara islami perlu dilakukan sejak ini, ini kewajiban orangtua. Sejak dini ajarkan mereka beberapa hal seperti:
- Adab terhadap Allah dan Rosulnya
- Adab terhadap Al-Quran
- Adab terhadap orang yang lebih tua.
- Adab meminta izin.
- Adab berpakaian
- Adab makan dan minum
- Mengenalkan gerakan sholat.
- Mengajari wudhu.
- Mengajarkan membaca al-Qur’an
- Melatih kebiasaan berdizikir.
Ia mulai diajak menunaikan shalat saat berumur tujuh tahun, lalu setelah berusia sepuluh tahun seharusnya si anak sudah terbiasa untuk bisa menjaga waktu sholat. Ini sangat penting, seorang anak perempuan yang sejak dini tumbuh di atas kebaikan maka hal itu akan membekas di dalam hatinya.
Hatinya cenderung untuk mencintai kebaikan-kebaikan dan akan lebih mudah untuk istiqomah diatas kebaikan (di zaman yang penuh kerusakan moral saat ini).
Orangtua harus sering-sering memanjatkan doa kepada Allah untuk keselamatan anak di dunia dan akhirat. Selain itu, orangtua hendaknya sejak dini melatih anak untuk terbiasa berdoa.
Akhlaq yang buruk itu sesuai dengan hawa nafsu jiwa, itu artinya jika seorang anak tidak pernah mendapatkan pendidikan dari orangtuanya maka si anak akan cenderung memiliki akhlak yang buruk.
Untuk mendapatkan akhlak yang mulia memerlukan latihan. Akhlak yang mulia itu berarti mengikuti jalan yang bertentangan dengan hawa nafsu, itu artinya untuk mendapatkan akhlak yang mulia perlu usaha, perjuangan dan latihan dalam jangka panjang.
Oleh karena itu membentuk akhlak seorang anak harus dilakukan sejak dini. Karakter anak harus dibentuk agar jiwanya hanya merasa nyaman pada hal-hal yang baik. Anak pun akhirnya cinta pada akhlak yang mulia dan hal-hal yang baik.
Hanya saja rasa cinta tidak dapat ditanamkan dengan cara kekerasan, sebuah kesalahan jika mendidik anak perempuan secara keras. Pendidikan harusnya dilakukan dengan kelembutan sehingga membekas di hati anak, adapun model pendidikan yang keras biasanya berakhir dengan kegagalan.
Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya kelembutan, tidaklah berada pada sesuatu kecuali pasti menghiasinya, dan tidaklah kelembutan diambil dari sesuatu, pasti merusaknya.”
Salah satu sifat anak-anak yang harus diketahui adalah bahwa mereka mencintai orang tua yang penuh kelembutan dan perhatian kepada mereka. Pendidikan seharusnya demikian, sebisa mungkin menghindari teriakan kepada anak. Jikapun ingin bersikap keras maka sesekali saja, yaitu saat kondisi yang memang sangat dibutuhkan. Adapun orangtua yang sering marah-marah berarti telah melakukan kesalahan dalam mendidik anak-anaknya.
Saat anak-anak mencintai orangtuanya karena penuh kelembutan, maka rasa cintanya ini membuat anak punya keinginan kuat untuk menaati orang tuanya. Adapun orangtua yang sering bersikap kasar menyebabkan anak menjauh, tidak mau terbuka dan bahkan melawan orangtuanya.
Tapi ingat, kelembutan bukan berarti tidak tegas, hukuman dan peringatan tetap harus ada saat diperlukan. Hukuman dilakukan secara bijak dan dalam rangka mendidik, jangan menghukum atas dasar emosi.
Cara utama dalam mendidik yaitu secara lembut, jika nasehat dan kelembutan tidak lagi berpengaruh, barulah diterapkan hukuman. Jadi tidak setiap kesalahan anak perlu diadakan hukuman.
Bentuk hukuman juga seharusnya yang berfaedah atau bermanfaat bagi si anak. Disamping memberikan hukuman, orangtua juga seharusnya memberikan contoh (teladan) yang baik untuk anak-anaknya.
3. Melindungi dari Paparan Buruk
Orangtua harus melindungi anak-anaknya dari paparan buruk, khususnya untuk anak perempuan yang perlu perhatian lebih besar. Orangtua, terutama si Ayah, harus berusaha keras untuk melindungi putri tercintanya dari berbagai pergaulan buruk di luar.
Selain itu, paparan buruk juga bisa berasal dari jaringan internet yang dipasang di rumah, lindungi anak perempuan Anda dari segala ‘toksik’ yang ada di internet, seperti grup media sosial dan situs-situs internet yang isinya buruk.
Di Google, seseorang bisa mencari hal-hal baik maupun buruk
Jika tidak hati-hati dalam menggunakan Internet, justru dampak negatif yang didapatkan akan lebih besar dibandingkan dampak positifnya. Pokoknya lindungi anak dari sarana yang dapat merusak dirinya, ajarkan anak untuk tidak mengakses tempat-tempat buruk di internet.
Sering-seringlah untuk memiliki quality time bersama anak perempuan Anda, kebersamaan orangtua dan anak sangatlah penting. Arahkan ia untuk memilih teman-teman yang baik, karena pengaruh pertemanan sangat besar terhadap perilaku, pemikiran, dan adab seorang anak.
Saat quality time seperti itu, ajaklah anak untuk berkomunikasi dan bercengkarama sembari menanyakan aktivitasnya, termasuk menanyakan aktivitas di dunia maya seperti situs apa saja yang sering diakses dll.
Tapi jangan bertanya dengan gaya interogasi karena membuatnya tidak nyaman, dikhawatirkan ia menjadi tidak mau terbuka pada orangtuanya.
Edukasilah anak untuk bisa menggunakan internet secara sehat dan aman, serta meninggalkan segala sesuatu yang tidak berfaedah di internet.
Disamping melindungi anak dari segala pengaruh buruk, orangtua juga wajib untuk memenuhi kebutuhan si anak seperti makanan yang bergizi, pakaian yang layak dan kebutuhan-kebutuhan lainnya.
4. Keshalihan Orangtua Berpengaruh Terhadap Anak
Selain orangtua harus bisa menjadi suri tauladan yang baik untuk anaknya, kesolehan orangtua juga sangat penting karena dapat mempengaruhi kondisi anak.
Hal yang umum diketahui orang-orang bahwa bentuk fisik dan beberapa sifat orangtua akan diturunkan kepada anaknya. Baiknya orangtua mempengaruhi baiknya seorang anak, khususnya anak perempuan yang lebih sering di rumah (dibandingkan anak laki-laki).
Keshalihan orangtua juga bisa diturunkan kepada anaknya, walaupun tidak bisa dipastikan 100% karena beberapa faktor seperti lingkungan dan seberapa giat orangtua dalam mendidik anaknya.
Jika para orangtua mendapati anak-anak mereka ternyata tidak sesuai dengan harapan, maka cobalah interopeksi diri karena dosa-dosa yang dilakukan orangtua bisa menimbulkan pengaruh buruk terhadap anak, seperti anak tidak mau mendengarkan nasehat, suka melawan orangtua dan sebagainya.
Adapun seorang anak yang sejak kecil sering melihat ayahnya beribadah seperti sholat, berdzikir, beristighfar, mengucapkan tahlil, tahmid, tasbih dan takbir maka si anak secara perlahan akan meniru amal-amal shalih yang dilakukan orangtuanya.
Betapa banyak para ayah yang hobi menyuruh anaknya membeli rokok, tapi tidak pernah sekalipun menyuruh anaknya untuk memberi sedekah kepada orang-orang miskin.
Perbuatan baik dan buruk tentu bak langit dan bumi, sangatlah berbeda dan bertolak belakang diantara keduanya. Orangtua jangan harap bisa punya anak yang bertaqwa jika tidak pernah mengajarkan dan mencontohkan kebaikan untuk anak-anaknya.
Seorang anak yang diajak dan diajari shalat tidaklah sama dengan anak yang terbiasa mendengarkan musik, nonton film dan hal sia-sia lainnya.
Para orangtua seharusnya bertaqwa kepada Allah dalam merawat anak-anaknya, karena anak adalah titipan dari Allah. Jadilah teladan yang baik, miliki akhlak dan adab yang baik karena anak akan menirunya.
Allah akan menjaga keturunan dari orang tua yang shalih. Keshalihan orang tua berpengaruh besar untuk anak, manfaatnya akan terasa di dunia maupun akhirat. Ada keberkahan dibalik amal-amal shalih yang dilakukan, keberkahan ini memberikan ketentraman, kenyamanan dan kebahagiaan di dalam rumah.
Adapun dosa-dosa atau amal-amal buruk yang dilakukan orangtua akan berdampak negatif terhadap perkembangan dan pendidikan anak-anaknya. Kesialan bisa muncul akibat amal-amal buruk atau dosa-dosa yang telah dilakukan.
Amal jelek orang tua akan berdampak buruk untuk anak seperti tertimpa penyakit, terkena musibah dan kesulitan-kesulitan lain.
Orangtua seharusnya berusaha untuk bertakwa dan beramal shalih agar doa untuk kebaikan anaknya diijabah oleh Allah. Orang-orang shalih di generasi salaf (generasi awal Islam) memperbanyak dan memperbagus shalat serta sering berdoa kepada Allah agar diberikan anak yang bertaqwa.
Membaca Al-Qur’an akan membuat para malaikat turun mendengarnya dan setan-setan akan lari, turunnya (datangnya) malaikat membawa ketenangan dan rahmat, yang artinya anak-anak di rumah juga ikut mendapatkan pengaruh baik dan keselamatan berkat Al-qur’an yang dibacakan di rumah.
Adapun jika Al-Qur’an ditinggalkan dan orangtua lalai dari dzikir, apalagi di rumah distel musik, maka setan-setan akan berdatangan dan membisikan hal-hal jahat ke dalam hati manusia.
Cara utama untuk memperbaiki anak-anak yaitu orangtua harus berkomitmen untuk berpegang teguh pada Agama Allah, mejalani perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Lalu senantiasa berdoa dan memohon pertolongan kepada Allah dalam mendidik anak-anak.
5. Bersyukur dengan Kehadiran Anak Perempuan
Merasa senang dengan kelahiran anak laki-laki dan merasa sedih dengan kelahiran anak perempuan merupakan syiar-syiar jahiliah, sayangnya hal ini masih ada hingga zaman sekarang.
Bahkan ada seorang suami yang menceraikan istrinya karena melahirkan banyak anak perempuan, tentu ini sebuah kebodohan yang nyata. Baik itu anak laki-laki ataupun anak perempuan yang dilahirkan, itu merupakan rezeki dari Allah yang wajib disyukuri.
Itu juga merupakan takdir Allah, seorang beriman seharusnya rela dan tunduk dengan takdir Allah. Kita memohon perlindungan kepada Allah untuk dijauhkan dari sifat-sifat jahiliyah.
Penyejuk hati itu bukan tentang mendapatkan anak laki-laki atau perempuan, tapi penyejuk hati itu adalah ketika memiliki anak yang baik, bertaqwa kepada Allah dan berbakti kepada orangtuanya.
6. Jangan Menghalanginya untuk Menikah
Saat dia berada diusia yang matang, siap mental dan punya keinginan kuat untuk menikah maka jangan menghalanginya untuk menikah.
Saat datang lamaran dari seorang lelaki yang mampu secara finansial serta baik agama dan akhlaknya, lalu diapun menyukainya, sebuah kezhaliman jika menunda-nunda pernikahannya, sayangnya hal ini sering dilakukan para orangtua terhadap anak perempuannya.
Menghalangi seorang anak perempuan untuk menikah padahal dia sudah berada diusia dewasa, sama saja menghalanginya dari jalan yang lurus, karena di zaman ini fitnah (kerusakan) dan ujian sangat berat menerpa.
Dikhawatirkan jika orangtua mengalangi anak perempuannya untuk menikah, dirinya akan terjatuh ke dalam zina dan hal-hal yang dimurkai oleh Allah.
Dengan begitu, sebagai orangtua hendaknya mendukung keputusan putrinya yang ingin menikah, asalkan sudah siap secara mental serta mengetahui hak dan kewajibannya sebagai seorang isri nantinya. Orangtua sebaiknya meringankan mahar dan tuntutan lainnya sehingga memudahkan urusan pernikahan putrinya.
Ada sebagian para orangtua yang justru meminta mahar dan tuntutan yang sangat tinggi, alhasil para pelamar mundur teratur.
Nantinya walaupun putri Anda sudah menikah, Anda tetap harus menjaga hubungan dan komunikasi dengannya, serta membantunya saat mengalami beberapa kesulitan dalam berumahtangga (khususnya pada tahun pertama pernikahannya), hanya saja bukan berarti orangtua terlalu mencampuri urusan rumah tangga putrinya.