Photo credit: –
Amerika Serikat kalah dagang dengan China dalam 10 tahun terakhir, yang dalam istilah ekonominya ‘defisit’.
Setelah Donald Trump menjabat presiden, Amerika Serikat mulai membalas dengan meningkatkan tarif masuk yang mahal untuk barang-barang dari China.
Tapi strategi ini belum mampu memukul ekonomi China secara signifikan, dimana China mengcounternya dengan cara sedikit melemahkan mata uangnya sendiri (yuan). Ini dilakukan dengan sengaja oleh China.
Lalu apa yang dilakukan Amerika Serikat, Amerika juga melemahkan nilai dolarnya sendiri. Namun sekali lagi, itu belum mampu memukul ekonomi China.
Lalu Amerika kembali melakukan serangan, kali ini terhadap produk Huawei yang diblokir tidak boleh masuk Amerika.
Seperti diketahui Huawei ingin menguasai jaringan 5G. Kalau china berhasil menguasai 5G, berakibat menurunnya kekuatan ekonomi Amerika Serikat hingga 7%, itu lebih dari 900 miliar dolar pertahun nya.
Berkali-kali Amerika melancarkan serangan ekonomi terhadap China, namun Donald Trump masih kurang puas, itu karena Trump ingin dua kali menjadi pemimpin di Amerika Serikat.
Maka digebrak lagi dengan serangan yang bertujuan melumpuhkan ekonomi China.
Perang ekonomi (perang dagang) adalah awal perang militer. Kalau perang ekonomi berhasil dimenangkan, maka tidak perlu ada perang militer.
Namun jika perang ekonomi belum juga dimenangkan, maka opsi selanjutnya adalah perang militer, yang tidak menutup kemungkinan corona virus sebagai ‘war tool’ untuk melumpuhkan negara rival.
Sebagai rakyat Indonesia, ingat sumpah “melindungi segenap tumpah darah Indonesia”. Pemerintah dan rakyat harus super serius terhadap masalah penyebaran virus corona, jangan pernah meremehkan sekalipun.
Maka penanganan virus corona di indonesia seharusnya, pemimpin garda terdepannya adalah kementerian pertahanan, lalu dibawahnya yaitu mentri luar negeri, mentri dalam negeri, menteri kesehatan dan menteri sosial.
Indonesia memiliki kergantungan pada China, baik impor maupun ekspor setiap barang di indonesia, itu pasti ada unsur China nya.
Indonesia harus mulai belajar untuk mengurangi ketergantungan nya pada China.
Untuk melindungi indonesia dari virus mematikan tersebut, ada baiknya selama 3 bulan atau 6 bulan kedepan tidak ada barang impor dari China.
Juga eksport ke China dibatasi karena china itu sedang dalam kondisi ‘shut down’. Juga jangan terima ‘migran’ atau buruh China.
Dengan tidak adanya barang dari china tadi, sebenarnya ini menjadi peluang bagi indonesia untuk mulai berdiri di atas kaki sendiri.
Buang mindset lama, ubahlah mindset kita menjadi kita harus mulai produksi sebanyak-banyaknya. Pokoknya segala kebutuhan dalam negeri harus bisa diproduksi sendiri.
Banjiri UKM dengan modal agar rakyat Indonesia seluruhnya aktif sebagai pemain enonomi, pemerintah jangan melulu mengandalkan investasi asing.
Dengan begitu kapal besar bernama Indonesia akan berlayar dengan sempurna, yang disegani oleh dunia.