Tapi bisa sangat merepotkan dan mengesalkan jika anak terlalu sering menangis alias cengeng.
Photo credit: Shutterstock.com | By diplomedia
Berikut tips-tips mengatasi sifat cengeng pada anak:
Jangan Sepelekan Sifat Cengeng Anak
Anak berumur 2 tahun ke bawah mungkin masih suka menangis, itu karena anak masih belum bisa (atau kesulitan) untuk mengungkapkan hal yang diingininya.
Tapi dengan berjalannya waktu, apalagi saat anak sudah dalam masa usia sekolah, maka sifat cengeng seharusnya sudah dihilangkan.
Pola asuh yang salah atau kurang tepat bisa menyebabkan anak menjadi cengeng, dimana anak selalu merengek saat keinginannya tidak dipenuhi.
Terlalu memanjakan anak tidaklah baik, tidak semua keinginan anak harus dipenuhi, terkadang anak meminta hal yang aneh-aneh, maka orangtua harus tegas untuk tidak memenuhi keinginan anak tersebut. Hal seperti ini harus diterapkan sejak dini.
Jangan sampai anak dimanjakan secara berlebihan karena nantinya akan menjadi anak cengeng. Anak yang terlalu dimanja juga tidak bisa tahu tentang arti perjuangan.
Sifat cengeng ini harus dihilangkan. Anak yang cengeng akan cenderung tidak percaya diri, penakut, dan kesulitan untuk bersosialisasi.
Rangsang Kecerdasan Emosional Anak
Kembangkan kecerdasan emosional (EQ) sebaik mungkin pada anak. Anak yang memiliki kecerdasan emosional akan mampu mengenali perasaannya sendiri dan perasaan orang lain.
Anak juga mampu me-manage perasaannya dengan baik, dan bisa tahu hal-hal apa saja yang disukainya dan tidak. Jika dirinya sedang gelisah, dia mampu mengomunikasikan perasaannya tersebut dengan baik kepada Ibu atau Ayah, bukannya lewat tangisan.
Jika EQ tidak dilatih sejak dini, ada banyak dampak emosi yang timbul di kemudian hari, mulai dari sulitnya meredakan amarah, tidak mampu bergaul, hingga tidak mampu mengatasi konflik dengan pihak lain.
Kiat melatih EQ pada anak: pahami perasaan anak dan caritahu penyebab anak menangis, rewel, cengeng, tidak mau makan, dll. Setelah tahu, bantu anak untuk mengatasi emosi yang dilandanya.
Beberapa contoh ucapan bagus untuk merangsang kecerdasan emosional anak:
Misalnya mainan anak hilang, maka katakan: “Bunda mengerti kamu sedih karena mainan kamu hilang. Tapi jangan sampai nggak mau makan gitu, ya. Ada mainan bagus lain yang masih mau main sama kamu, kok.”
Jika anak terlihat sedih, katakan: “Kalau kamu sedih, nggak apa-apa nangis, kok.”
Hal ini membantu anak untuk mengeluarkan apa yang ia rasakan, dan membantu anak untuk bisa mengeluarkan emosi dengan baik.
Jika anak cengeng karena tidak mau makan sayur, katakan: “Kamu enggak suka, ya? Kalau kamu enggak mau makan gak apa-apa. Bunda juga dulu enggak suka, tapi sayur itu bikin kita sehat, lama-lama juga bakal terasa enak kalau kamu sudah terbiasa memakannya.”
Ucapan seperti ini memberikan kebebasan pada anak untuk memilih, sehingga merangsang anak untuk berfikir dan mampu memahami sejak kecil. Tapi kebanyakan orang tua lebih suka meng-ULTIMATUM daripada memberikan penjelasan.
Jika anak berantem dengan kakaknya, katakan: “Kalau mau main robot-robotan kan adek bisa bilang ke kakak, biar mainnya berdua, kalian harus saling berbagi, jadi jangan teriak-teriak lagi ya.”
Daripada menghukum atau memarahi anak, orang tua harus sabar dalam memberikan penjelasan yang baik pada anak, ini demi merangsang kecerdasan emosional dan kemampuan berpikir anak.
Hal Lainnya yang Harus Diketahui
– Seringkali orangtua marah dan kesal saat anak terus-menerus cengeng. Orang tua seharusnya tenang, jika anak suka dimarahi dikhawatirkan anak mengira orangtuanya tidak menyayanginya.
– Saat anak menangis, sejajarkan posisi mata Anda dengan mata anak Anda, lalu tanyakan dengan lembut mengapa dirinya menangis, jika anak masih mengamuk maka jangan terpancing, tetap pelan-pelan tanyakan apa yang dia inginkan atau penyebab menangisnya.
– Intinya saat anak cengeng jangan bereaksi berlebihan, baik itu memarahinya karena berdampak buruk pada anak (seperti yang telah dijelaskan diatas), atau langsung membelikan anak mainan yang diinginkannya, ini membuat anak berfikir menangis adalah senjata ampuh agar orangtua menuruti kemauannya.
– Ajarkan anak untuk bisa bergaul dengan teman-temannya. Anak cengeng bisa juga karena anak kurang percaya diri saat bergaul/bermain bersama teman-temannya. Sehingga tangisan anak ini sebagai tanda ‘minta tolong’ atas masalah yang dihadapinya.
– Jangan menghentikan tangisan anak dengan cara mengancam atau membentak, karena membuat jiwa anak tertekan.
– Anak cengeng bisa juga karena lelah, mengantuk, lapar ataupun haus. Cari tahu penyebab anak menangis.
– Anak cengeng bisa juga karena ingin diperhatikan, ini biasanya karena anak sudah memberikan sinyal-sinyal ingin diperhatikan sebelumnya tapi orang tua tidak menyadarinya.
– Puji anak saat dirinya sudah tidak cengeng, sehingga anak lebih termotivasi untuk tidak cengeng.
– Beri kebebasan anak bermain dan jangan mengekangnya (over protektif). Anak yang dikekang dan tidak diberikan kesempatan mengatasi problemnya sendiri akan tumbuh menjadi anak cengeng.
– Anak yang kurang bersosialisasi dengan teman sebayanyanya juga akan cenderung cengeng.
– Ajak anak berolahraga karena akan meningkatkan kepercayaan dirinya, selain juga sehat tentunya.
– Kenali karakter anak sejak dini, sehingga masalah pada anak bisa ditangani dengan lebih tepat.