Jalan Jalan ke Objek Wisata Karanganyar Jawa Tengah-
Hallo pembaca tercinta di sana, apa kabar? Semoga kabar Anda baik dan sehat ya. Sudah lama saya tidak update blog ini, ya pasti Anda tahulah dengan kesibukan saya ini yang super padat harus mendidik anak didik. lho kok malah jadi curhat sih (hehehe abaikan saja alasan ini, tapi percayalah kalau memang pekerjaan dan tugas dari sekolah cukup menyita tenaga dan waktu).
Nah, kabar baiknya pada awal bulan mei ada dua tanggal merah yang beruntun (5, 6 mei) yang aduhai jatuh pada hari kamis, jumat (sayang hari sabtu tanggalan tetap hitam, pingin sih aku coret dengan spidol warna merah biar empat hari berturut saya bisa puas liburan hehe). Jadi, saya menulis artikel ini tepatnya hari jumat, tanggal 6 mei 2016, saya ingin berbagi cerita liburan seru saya di Karang Anyar kemarin (Rabu, 5 mei 2016). Kegiatan ini diselenggarakan oleh pemuda pemudi karang taruna GURUH (Guyub Rukun Handayani). Dua minggu sebelum keberangkatan, pengurus sudah berkoordinasi dan mendata para warga yang ingin gabung jalan-jalan ke Karang Anyar. Para warga yang ingin ikut cukup membayar lima puluh ribu rupiah saja. Tujuan wisatanya adalah ke Air Terjun Parang Ijo, Kebun Teh Kemuning, Candi Cetho, dan Air Terjun Jumog. Saya senang sekali dan antusias untuk gabung, karena saya paling suka liburan ke dataran tinggi alias pegunungan karena udaranya yang sejuk. Apalagi saya belum pernah ke Candi Cetho, jadi saya sangat penasaran sekali. Meskipun akhirnya mesti kecewa ternyata tujuan ke Candi Cetho tiba-tiba dibatalkan dikarenakan tempatnya sudah disewa untuk penyelanggaraan photo prewedding. Aneh juga sih, orang kaya macam apa yang bisa menyewa tempat wisata sebagai pengambilan prewedding dan bisa mengalahkan kepentingan para wisata lain untuk berkunjung di Candi Cetho sana. Tapi ya sudahlah, tidak perlu disesali, karena masih ada objek wisata lain yang tidak kalah menarik untuk dinikmati.
Mata saya terbuka, mendengar suara adzan subuh, kira-kira jam 04.30. Tapi karena hari itu tanggal merah, jadi saya sedikit santai untuk beranjak dari tempat tidur, meskipun jam 07.00 sudah ada jadwal juga untuk kumpul di depan halaman masjid untuk persiapan berangkat wisata, saya tetap santai saja, karena tidak ada persiapan khusus untuk berlibur, lagian jarak karanganyar dari rumah biasanya bisa kita tempuh dalam waktu kurang lebih 1 jam 15 menit dengan naik sepeda motor. Cukup dekat. Akhirnya, saya bangkit dari kubur, ralat: maksudnya bangkit dari tempat tidur sekitar jam 05.15, lalu seperti biasa saya beribadah, habis itu menyapu lantai, masak (mie rebus instant), kemudian sarapan mie yang sudah saya masak tadi dengan nasi putih. Baru pas jam 06.30 aku mandi, kurang lebih lima belas menit mandinya. Kemudian ganti baju, pakai handbody, kemudian memasukan perlengkapan untuk di bawa ke tempat wisata. Simple alias tidak ribet sih. Aku cuma membawa tas selempang kecil kira-kira berukuran 15×15 cm berwarna coklat yang saya gunakan untuk memabawa kamera digital saku, tablet, tisu mini, biskuit coklat, sama sunblock (jangan salah ya, dan jangan berpikir macam-macam ya, cowok juga perlu perawatan kulit dengan memanfaatkan sunblock. Sunblock ini bisa melindungi kita dari sengatan sinar matahari yang dapat memicu kanker kulit. Jadi dengan mengaplikasikan sunblock ke kulit, maka kulit kita akan tetap terjaga kesehatannya. Selain itu, saya juga memasukkan uang saku ke dalam tas selempang saya. Saya kasih tahu ya, saya membawa uang dua lembar seratus ribu, empat lembar uang sepuluh ribuan, sepuluh koin uang lima ratusan, dan sepuluh lembar uang dua ribuan. Jadi, kalau ditotal saya bawa uang sejumlah dua ratus enam puluh lima ribu rupiah.
|
Perjalanan Menuju Kabupaten Karang Anyar |
Baik, lanjut ya ceritanya. Kemudian, saya berangkat ke halaman masjid jam 07.05 (terlambat lima menit), tapi tidak masalah, untung saya masih ditunggu. Ada dua bus, jumlah peserta sekitar empat puluh orang. Bus berangkat meninggalkan kampung halaman saya jam 07.30 dan sampai di tujuan objek wisata pertama kami (Air Terjun Parang Ijo) pada pukul 09.30 (Lama perjalanan dua jam karena naik bus). Bus sudah parkir, kemudian kami ke loket pembayaran untuk membeli tiket masuk objek wisata air terjun parang ijo. Harga tiket masuknya adalah tiga ribu rupiah di hari biasa, lima ribu rupiah di hari libur. Ke dua ketentuan harga itu berlaku untuk wisata lokal. Sedangkan untuk wisata asing, harus membayar sejumlah sepuluh ribu rupiah. Jam operasional objek wisata Air Terjun Parang Ijo adalah buka setiap hari dari jam delapan pagi sampai jam empat sore.
|
Loket Pembayaran Air Terjun Parang Ijo |
Setelah membayar tiket, kemudian saya dipersilahkan masuk. Saya melewati jalan setapak bertingkat yang tertata rapi, di sebelah kiri ada tebing tinggi dan disuguhi dengan pemandangan air terjun mini. Kalau menoleh ke bagian atas tebing tadi, kita dapat melihat satu bangunan villa. Sedangkan di bagian kanan, merupakan dataran yang lebih rendah. Jadi dari jalan setapak tadi, kita dapat melihat kebun sayur, dan kolam renang yang ada di kawasan wisata Parang Ijo. Kemudian, maaf tiba-tiba saya kebelet pingin buang air kecil, lalu saya lari mencari toilet, maklum udaranya pada pagi itu lumayan dingin. Harga untuk menggunakan toilet saya kurang tahu berapa, karena tidak tertulis berapa nominalnya. Saya juga tidak mau tanya kepada petugas penjaga tolilet berapa harganya, karena kalau tanya takutnya malah ditipu dengan harga yang tidak masuk akal. Biasalah, mesti harus hati-hati, karena beberapa kali saya membaca berita ada penipuan harga ini dan itu di salah satu kawasan wisata di Jakarta dan Banten. Saya menyerahkan uang pas dua ribu rupiah saja, karena umumnya penggunaan toilet umum yang pernah saya gunakan harganya adalah dua ribu rupiah. Ibu penjaga toilet tidak protes, berarti memang pas segitu harganya. Setelah itu, saya naik melewati jalan setapak lagi untuk menyaksikan keindahan Air Terjun Parang Ijo. Sesampainya di sana, saya terpesona dengan air terjun tersebut, maklum sudah lama tidak menyaksikan air terjun secara langsung. Tinggi Air terjun Parang Ijo, menurut pengamatan saya adalah sekitar 700 meteran. Lumayan tinggi. Airnya dingin menyegarkan. Kemudian di bawah air terjun itu, ada aliran air lagi yang membentuk air terjun yang tidak begitu tinggi. Tempat itu tampak digunakan para pengunjung sebagai latar photo alias selfie.
|
Melihat Pemandangan Air Terjun Parang Ijo |
Setelah suka-suka bermain air biasanya perut kita protes pingin diisi ulang lagi. Kalau lapar, kita bisa menikmati santapan kuliner khas di objek wisata ini, menu khas nya adalah sate kelinci. Harganya berkisar sepuluh ribuan saja.
|
Daftar Makanan Khas di Parang Ijo |
Setelah urusan mengisi perut selesai, kita perlu naik ke atas lagi untuk mencoba flying fox. Sebagai informasi, harga untuk bisa menggunakan fasilitas ini adalah sepuluh ribu rupiah perorang. Tapi, saya punya tips ini. Kita bisa mendapatkan harga murah alias diskon apabila kita rombongan tiga orang, yaitu cukup membayar dua puluh ribu rupiah. Jadi dengan kata lain, per orang dari tiga rombongan kita cukup merogoh sejumlah tujuh rupiah saja. Murah kan… . Bagi Anda yang pingin menghemat tenaga, Anda bisa mencoba wahana ini, karena flying fox ini menghubungkan langsung dengan pintu keluar. Tapi kalau Anda tidak naik flying fox, maka Anda harus kembali menuruni jalan setapak untuk menuju jalan keluar (pintu exit).
|
Wahana Hiburan Flying Fox Parang Ijo |
Tujuan objek wisata di Parang Ijo sudah terlewati dengan kesan yang menyenangkan. Berikutnya, saya dan teman-teman meluncur ke objek wisata kebun teh kemuning. Jarak dari Parang Ijo menuju Kemuning cukup dekat. Ditempuh dalam waktu 10 hingga 15 menit (dengan kendaraan bus), ini berarti akan lebih cepat lagi jika naik sepeda motor. Satu hal yang perlu diperhatikan untuk menempuh perjalanan menuju Kemuning adalah memastikan kendaraan Anda dalam keadaan sehat, karena medan jalannya naik tajam dan berputar putar. Dalam perjalanan ini, Anda dapat menikmati pemandangan kebun teh hijau yang sangat luar biasa memanjakan mata kita.
|
Kebun Teh, Kemuning, Karang Anyar |
Kita berhenti di salah satu sisi jalan kemuning, di mana berdiri rentetan warung makan. Kalau Anda lapar, Anda bisa mencoba menu makanan di situ, tapi makannanya standard seperti makanan rumahan, ada mie instant goreng dan rebus, gorengan, mie ayam, bakso, teh dingin atau panas, dan kopi panas. Selain itu, Anda bisa membeli oleh oleh teh khas daerah Kemuning yang telah dikeringkan dan dikemas dalam kantong plastik. Untuk harganya, saya kurang tahu karena saya sendiri tidak membelinya hehe… Saya di tempat itu hanyalah membeli cilok, harganya murah. Beli dua ribu dapat pentolan cilok yang lumayan banyak.
|
Menikmati Pemandangan Kemuning Sambil Makan Cilok |
Anda juga bisa pamer keindahan kemuning dengan ber selfie seperti saya ini
|
Selfie di Kebun Teh, Kemuning, Karang Anyar |
Jam menunjukan 12.00. Sebenarnya untuk menuju kawasan Candi Cetho cukup menaiki jalan utama dari kemuning yang cukup dekat, tapi sayang mesti dibatalkan karena objek wisata Candi Cetho sedang digunakan untuk photo pre wedding, sudah di sewa. jadi, tips untuk Anda: datanglah ke objek wisata Candi Cetho pada saat bulan bulan bukan musim nikah. Dengan perasaan agak kecewa, kami menuju tujuan objek wisata kami yang terakhir, yaitu Air Terjun Jumog.
Jarak ke Jumog dari Kemuning cukup dekat, sekitar 15 menit. Jam 12.15 kami tiba di Jumog. Medan untuk menuju jumog ini lumayan ekstrim, curam naik turun jalannya. Kemudian, kami membayar tiket masuk terlebih dahulu. Harga tiket wisatawan domestik adalah lima ribu rupiah, sedangkan wisatawan mancanegara sepuluh ribu rupiah.
|
Loket Pembayaran Air Terjun Jumog |
|
Kolam Renang Objek Wisata Jumog |
Setelah itu, kami menuruni jalan setapak yang jumlah tangganya adalah seratus enam belas anak tangga (116). Kalau turun sih tidak masalah, tapi ketika ingin meninggalkan objek wisata jumog ini, maka kita harus menaiki tangga sejumlah 116 itu tadi lagi. Bisa kebayang bagaimana pegalnya yang tidak terbiasa olahraga. Tapi menurutku, ini bukanlah masalah, justru hal ini bisa meningkatkan kesehatan tubuh kita.
|
116 anak tangga jumog |
|
Anak Tangga Jumog |
Di dalam objek wisata, tentunya ada Air terjun, kolam renang, toilet, musholla, warung makan yang menjual makanan khas sate kelinci, dan penjaja minuman. Untuk informasi harga penggunaan toilet adalah dua ribu rupiah. Harga satu porsi sate kelinci dengan lontong adalah sepuluh ribu rupiah, harga minuman baik hangat atau dingin mulai dari tiga hingga empat ribu rupiah. Habis itu, saya berphoto ria di lokasi air terjun jumog. Airnya dingin dan bening. Menyegarkan juga.
|
Aku di Objek Wisata Air Terjun Jumog |
Selain itu, saya dan teman-teman menjumpai penampilan musisi yang memainkan alat musik angklung. Alat musik tradisional yang terkenal berasal dari Bandung ini dimainkan oleh sekelompok group dengan indahnya. Musik musik dangdut popular yang biasa kita dengar bisa mereka sulap menjadi sajian hiburan musik tradisional namun tetap terasa modern. Untuk menikmati lantunan indah alat musik angklung ini, kita cukup menyumbang uang seikhlasnya saja ke dalam lodong penampung uang yang telah disediakan di depan para pemain musik.
|
Hiburan Alat Musik Angklung |
Pada saat itu, ada satu pemandangan yang tidak biasa. Di pinggir aliran sungai air Jumog yang bening itu, ada seekor induk monyet menggendong anaknya sedang mencari makanan. Nampaknya monyet ini sudah terbiasa berjumpa dengan manusia, sehingga tidak ada tanda tanda rasa takut dari gelagatnya. Yang menjadi kelucuan adalah monyet ini sangat sigap menerima lemparan makanan atau minuman dari wisatawan. Ketika itu ada seorang pria melempar sebotol soft drink dan si monyet menangkapnya dengan cekatan. Lantas, si monyet membuka tutup botol dan meminumnya begitu saja. Saya pun tak mau ketinggalan untuk mengabadikan moment lucu ini, dan berikut ini adalah hasil jepretan akan tingkah lucu monyet yang membuat para wisatawan terhibur ini.
|
Monyet Minum Soft Drink |
Nampaknya waktu sudah menjelang sore, jam menunjukan pukul 15.00, saya dan teman-teman harus meninggalkan tempat wisata tersebut. Seperti yang saya katakan tadi bahwa kita harus menaiki tangga yang jumlahnya 116, dan lumayan berkeringatlah badan ini hehehe. Setelah itu, saya membeli oleh oleh, saya membeli snack olahan keripik ketela, yang harganya lumayan murah. Satu bungkusnya dihargai lima ribu rupiah saja. Jam 15.30 bus meninggalkan Karang Anyar, dan kami tiba di rumah tepat jam 18.00. Sampai di rumah saya makan dulu kemudian mandi, dan ditutup dengan ibadah maghrib. Demikianlah pembaca cerita dari saya di hari libur ini. Semoga tulisan saya ini menambah wawasan bagi Anda. Terima kasih sudah membaca cerita saya ini, dan selamat membaca tulisan-tulisan saya yang lainnya ya.