…tetapi orang tua perlu waspada ketika pada umur 3 tahun anak belum bisa bicara, atau mengalami keterlambatan perkembangan bicara.
Telat bicara adalah gangguan perkembangan bahasa, yang dalam bahasa Inggris disebut Developmental Language Disorder (DLD). DLD atau gangguan perkembangan bicara dan bahasa tidak menjadi bahaya, asalkan mendapatkan penanganan yang tepat.
Anak-anak dengan kondisi DLD tidak digolongkan ke dalam kategori Autis.
Sebenarnya, Anak yang mengalami keterlambatan bicara memiliki kondisi perkembangan emosional, intelegensi dan sosial yang normal seperti anak yang lainnya.
Berapa banyak kata yang seharusnya sudah bisa diucapkan anak umur 3 tahun?
Umumnya, pada sekitar usia 3-5 tahun, anak sudah bisa menunjukkan kemajuannya dalam berbicara. Menginjak umur 3 tahun, anak dapat bicara dengan menggunakan 2-3 kata serta kata tanya. Hingga saat umur 4 tahun, perkataan anak dapat sepenuhnya dimengerti oleh orang lain.
Pada umur tiga tahun, normalnya anak sudah mampu mengucapkan kata-kata dengan cukup jelas, dengan memiliki kosakata yang cukup banyak, yaitu sekitar 600 kata…
…dan sekitar 80% dari semua kosakata yang dimiliki anak seharsunya sudah bisa dimengerti oleh orang dewasa yang jarang berinteraksi dengan anak.
Adapun orang tua sudah sering berinteraksi dengan anak, sehingga dapat memahami perkataan anak yang tidak jelas.
Gejala-gejala yang menunjukkan adanya keterlambatan bicara pada anak umur 3 tahun…
- Anak banyak mengoceh, tetapi sebagian besar kata-kata yang diucapkannya tidak bisa dimengerti.
- Anak terlihat berusaha sangat keras untuk bisa berbicara dengan jelas.
- Saat anak diminta mengulangi kata yang Anda diucapkan, anak berusaha mengikutinya tetapi terdengar tidak sama dengan kata yang Anda ucapkan.
- Anak kekurangan dalam menguasai kosakata umum (kurang dari 200 kata), dan hanya sekitar 50% dari kata-kata yang diucapkannya yang terdengar jelas.
- Orang asing (yang dewasa) tidak bisa mengerti sebagian besar kata yang diucapkan oleh sang anak.
- Anak usia tiga tahun seharusnya sudah mampu mengungkapkan apa yang diinginkannya kepada orang lain.
- Anak belum mampu mengerti arti perintah sederhana, seperti “taruh mainan ini di dalam kotak”, dsb.
Penyebab anak belum bisa bicara
#Mengalami masalah pada pendengarannya
seperti anak mengalami hambatan pendengaran, sehingga membuat anak kesulitan untuk meniru, memahami, dan menggunakan bahasa.
Adapun, masalah pendengaran pada anak biasanya disebabkan terjadinya infeksi di telinga, maka perlu dibawa ke dokter.
#Hambatan perkembangan otak anak.
Dimana terjadi masalah daerah oral-motor di otak anak, hal ini menyebabkan ketidakefisienan hubungan di daerah otak yang fungsinya untuk menghasilkan bicara.
Alhasil, membuat anak kesulitan dalam menggunakan organ bibir, lidah, dan rahangnya untuk menghasilkan bunyi atau perkataan.
#Minimnya komunikasi
Hubungan orang tua dan anak, terutama komunikasi sangat penting untuk menstimulasi anak agar memperbanyak kosa katanya.
Akan tetapi yang cukup disayangkan, sebagian orang tua tidak menyadari bahwa komunikasi atau dialog antara orang tua dan anak, sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak. Baik itu dari sisi kemampuan bicara anak, maupun secara umum psikologi anak.
#Faktor televisi
Dampak buruk dari anak sering menonton TV, dirinya akan menjadi pendengar yang pasif, dimana anak hanya menerima saja tanpa harus mencerna dan memproses informasi yang masuk.
Beberaoa hal buruk lainnya, menonton TV dapat mengakibatkan anak menjadi trauma karena menyaksikan tayangan yang berisi adegan tidak mendidik seperti perkelahian, kekerasan, hingga seksual.
#Masalah keturunan
Keterlambatan bicara juga dapat terjadi karena faktor keturunan. Walaupun belum ada penelitian resmi yang membuktikannya, tetapi pada kejadian di lapangan bahwa anak yang terlambat bicara, banyak yang punya riwayat keluarga (orang tua) yang juga mengalami masalah keterlambatan bicara pada masa kecilnya.
#Anak terlalu aktif bergerak
Dari beberapa informasi, bahwa anak yang terlambat bicara biasanya terlalu aktif bergerak, hal ini membuat anak kurang dalam konsentrasi dan fokus.
Hal ini menimbulkan masalah atau gangguan, berupa menurunnya kemampuan meniru pada si anak, yang dalam istilah kedokterannya yaitu anak mengalami ADHAD (Attention Deficit and Hiperactivity Disorder).
Anak dalam kesehariannya lebih suka bereksperi lewat gerakan, senyuman dan tangisan, akan tetapi jarang sekali menyampaikan sesuatu secara verbal atau perkataan.
#Faktor lainnya
Beberapa faktor lainnya yang mengakibatkan anak 3 tahun mengalami masalah kemampuan bicara, karena keterlambatan perkembangan fungsi tubuh, hal ini sering terjadi pada bayi yang terlahir secara prematur, ataupun lahir dengan berat badan yang rendah.
Masalah lainnya karena retardasi mental, kurangnya rangsangan (stimulasi) dari lingkungan sang anak, dimana anak kurang sering diajak berbicara dan berinteraksi dengan orang dewasa.
Cara melatih anak bicara lancar umur 3 tahun:
#1. Rajin berkomunikasi. Dimulai sejak masa bayi, orangtua harus rajin (membiasakan diri) untuk berbicara apapun kepada anak, dimanapun dan kapanpun.
Anda bisa mengatakan apa saja, seperti benda-benda apa saja yang ada di sekitarnya. Setelah anak mulai bisa sedikit demi sedikit memahami, orang tua bisa memberi pertanyaan-pertanyaan kecil untuk dijawab sang anak.
Hal ini sangat penting, untuk membantu anak agar terangsang berbicara. Orang tua yang sering mengobrol dengan anak, maka anak akan lebih komunikatif guna menyerap banyak kata, serta mematangkan kemampuan bicaranya.
#2. Bercerita. Orang tua sering membacakan cerita kepada anak juga menjadi metode yang sangat bagus agar anak terlatih dalam memahami perkataan, berbicara dan bertanya tentang cerita yang dibacakan.
#3. Perbaiki ucapan anak yang keliru. Orang tua harus mengoreksi kesalahan ucapan kata-kata si anak. Perbaiki kata-kata yang keluar dari mulutnya dengan kata atau ucapan yang benar.
Orang tua perlu bersabar dan rajin dalan meluruskan ucapan anak, hindari memarahi anak atau membentak anak, sehingga tidak membuat anak merasa bersalah.
Orang tua hanya perlu meminta anak menirukan ucapan yang benar melalui gerak. Sehingga lama kelamaan anak menjadi sadar terhadap bentuk ucapan yang benar.
#4. Ajak anak bersosialisasi. Biarkan anak bermain dengan teman-teman sebayanya, dimana anak-anak akan belajar dari anak lainnya. Hal itu karena ucapan anak kecil lainnya pasti ingin dia tiru.
Selain itu, ajarkan juga anak untuk menyapa dengan sapaan-sapaan pendek kepada teman-temannya. Selain melatihnya bicara, juga mengajarkan keramahan dan cara bergaul yang baik pada anak.
Hal yang perlu dipastikan, yaitu pilih teman-teman sebaya yang baik bagi sang anak, pastikan teman-temannya mengatakan kata-kata yang baik, dengan ucapan aku, kamu, dsb. Jangan biarkan anak Anda bermain dengan teman yang ucapannya “kebun binatang”.
#5. Memberi pilihan kata pada anak. Contohnya susu atau keju, atau lainnya. Jika ana ingin keju, maka Anda memberikan keju sambil mengucapkan kata keju dengan jelas, kemudian memintanya mengulanginya. Biasakan hal ini pada kata-kata yang lain.
#6. Ajarkan kata yang benar pada anak. Misalnya kata “tidur”, maka jangan gunaka kata “bobo”, biasakan hal ini.
Atau kata “kucing”, jangan gunakan kata “pus”. Atau hindarimemakai bahasa cadel, contohnya “cucu” untuk kata “susu”. Hal seperti ini perlu dilakukan agar kemampuan berbahasa anak bisa berkembang dengan baik.
#7. Jangan mencampur aduk bahasa. Hal yang membuat anak sulit untuk belajar kata-kata, ketika orang tuanya memiliki kebiasaan menggunakan lebih dari 1 bahasa, gunakan dahulu bahasa Indonesia saja jika status anak masih balita.
Baru setelah anak menunjukkan perkembangan kemampuan berbicara, maka tidak mengaapa sedikit demi sedikit mengajarinya berbicara dengan bahasa kedua.
#8. Hindari menertawakannya. Kata-kata yang keluar dari mulut balita memang bisa jadi terdengar lucu, dengan kepolosan dan kata-katanya yang lucu.
Tetapi, usahakan menyimak apa yang dikatakan sang anak, lalu berikan respons positif. Hal ini agar mengerti maksud ucapan anak, dan juga untuk membantu melatih anak belajar mengucapkan kata-kata dengan jelas.
#9. Konsultasi. Orang tua bisa melakukan konsultasi dengan dokter atau psikolog anak mengenai hal-hal yang seharusnya sudah dikuasai oleh anak pada usia tetetentu.
Tentunya, nantinya Anda akan memberikan beberapa informasi mengenai kondisi si anak, sehingga nantinya psikolog bisa menilai dengan akurat kondisi si anak…
…kemudian memberikan beberapa arahan dan solusi yang tepat untuk anak Anda.
#10. Jangan membiarkan anak terlalu lama menonton TV, karena berdampak kurang baik terhadap perkembangan anak.
Dimana saat menonton TV, anak merasa nyaman dengan tayangan gambar yang menarik sekali bagianya, apalagi dengan gambar yang selalu bergerak (animasi) dan penuh dengan warna.
Hal itu bisa berefek buruk bagi anak, karena bisa membuat minimnya ketertarikan anak pada obyek-obyek yang statis atau kurang menarik atau kurang berwarna, yang beada di lingkungan sekitarnya.
Hal ini membuat anak menjadi seorang yang pasif, kurang peka, hingga kurang fokus saat berinteraksi dengan lingkungannya.
Sehingga sifat alamiah positif pada anak yaitu meniru, menjadi hilang. Karena dalam sifat meniru bagi anak,membutuhkan sensitifitas, keaktifan dan konsentrasi dari sang anak sendiri.
Alhasil, anak menjadi kesulitan dalam memperkaya kosa kata miliknya, yang membuat dirinya telat bicara, dan kemampuan berbahasanya tidak optimal.
#11. Sediakan waktu agar anak berinteraksi dengan teman-teman sebayanya. Hal ini penting karena nantinya dapat secara efektif merangsang anak agar lebih termotivasi untuk belajar bicara.
Saat bermain bersama teman-temannya atau anak-anak lain yang sebaya dengannya, anak tentunya membutuhkan kemampuan komunikasi verbal, sehingga kemampuan tersebut akan terus terlatih pada diri anak.
#12. Selalu menstimulasi dengan mengajak anak berkomunikasi, masa BATITA adalah masa meniru, orang tua perlu terus-menerus mengajaknya berbicara, sehingga kosa kata yang dikuasai anak semakin banyak.
Ibu bisa menstimulasi anak, seperti berkumbul dengan anak lalu membacakan cerita, dll.
#13. Dalam mengajarkan kata kepada anak, harus dengan kata-kata yang jelas, yaitu dari segi intonasi, hingga bentuk mulut / bibir saat mengucapkan kata.
Ketika mengucapkan kata “makan”, bukan maem atau mamam.
#14. Minta anak agar menunjukkan benda yang diinginkannya. Setelah itu berikan pada anak sembari mengucapkan yang jelas “mo – bil” (ketika anak ingin mainan mobil-mobilannya). Anda juga bisa meminta anak mengulangi kata tersebut beberapa kali.
#15. Tidak perlu terlalu membandingkan anak kita dengan anak-anak lainnya, karena setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda-beda
#16. Biasanya dalam penanganan para ahli, anak yang diduga mengalami keterlambatan bicara, akan diperiksa fisik, saraf, psikologisnya hingga kondisi intelejensia si anak.
Selain itu, kemampuan mendengar anak juga akan diperiksa. Jika hasil pemeriksaan ditemukan anak positif mengalami telat bicara, maka anak nantinya mendapatkan terapi wicara, berdasarkan panduan dari ahlinya.
#Terapi sederhana atasi anak lambat bicara, oleh dr Amendi Nasution, Sp.KFR(K) dari Rumah Sakit Ibu dan Anak Brawijaya
Seorang anak yang usianya masih tiga tahun, tidak banyak kosakata yang dimilikinya. Setiap kali bicara, sang anak tidak mampu mengungkapkannya dengan jelas. Lantaran kesal tidak dapat mengutarakan keinginan, sang anak tidak jarang memukul-mukul kepalanya.
Dokter spesialis anak, dr Attila Dewanti, SpA(K) Neurologi menjelaskan bahwa pada usia tiga tahun, anak mulai bermain dengan teman sebayanya. Apabila anak mengalami keterlambatan bicara, segera lakukan terapi.
Karena jika tidak, salah satu akibat yang ditimbulkannya anak mulai memukul kepalanya sendiri karena tidak mampu mengutarakan keinginan. Selain itu, pada usia empat atau jelang masuk TK, anak juga dapat terkena stres dan tantrum karena kesulitan dalam bergaul.
“Rata-rata gangguan bicara terjadi karena kurang stimulasi. Karenanya penting bagi orangtua untuk memberikan stimulasi lebih sering di rumah,” kata dr Amendi Nasution, Sp.KFR(K) dari Rumah Sakit Ibu dan Anak Brawijaya, ketika menanggapi masalah yang dialami anak tersebut dalam sebuah talkshow kesehatan anak di Jakarta.
Stimulasi tepat pada otot lidah dan mulut juga turut mendukung kemampuan bicara. Otot mulut dan lidah membantu bicara terutama pengucapan huruf mati atau konsonan. Jika anak cadel, seringnya otot lidah tidak berfungsi dengan baik.
Matikan televisi saat tidak ditonton, karena suara televisi dapat mengganggu konsentrasi anak dalam mendengar percakapan di sekelilingnya.
Ajak anak berlatih meniup sedotan, cotohnya meniup kapas di meja. Agar menguatkan otot wajah dan mulut anak yang banyak digunakan saat bicara.
Orang tua juga bisa melerakan benda kesukaan di luar jangkauan, sehingga anak terpancing bicara meminta bantuan untuk mengambilnya