Para orangtua tentu ingin anak-anaknya tumbuh dengan sifat mandiri. Anak yang tumbuh dengan sifat mandiri nantinya lebih mampu beradaptasi pada lingkungan baru dan punya daya tahan lebih kuat dalam menghadapi problematika (kemampuan problem solving). Kemandirian merupakan bekal anak yang sangat penting, khususnya saat ia dewasa dan harus menghadapi tantangan berat dalam persaingan global.
Hanya saja kemandirian bukanlah sifat yang bisa didapatkan secara instan, akan tetapi butuh waktu dan proses yang panjang agar seorang anak bisa memiliki kemandirian yang baik. Dengan begitu melatih anak untuk mandiri seharusnya dimulai sejak dini, tentunya betuk latihan disesuaikan dengan usia anak.
Photo credit: istockphoto.com|MelkiNimages
Kemandirian sangat penting bagi setiap orang, supaya anak terbiasa mandiri perlu dididik sejak dini. Malatih kemandirian anak mulai dari hal-hal sederhana dan yang paling sesuai dengan kebutuhannya. Pada balita misalnya tentu sangat bergantung pada orangtuanya, tapi dengan bertambahnya usia maka seharusnya sifat ketergantungan berkurang.
Berikan Tugas Sederhana. Menanamkan sifat mandiri pada anak dimulai dengan hal-hal kecil yang biasa ia lakukan seperti membereskan tempat tidur, merapihkan mainan yang berantakan di lantai, menyapu dll. Pastikan anak sejak kecil terbiasa menjalankan tugas-tugas tersebut (secara rutin) sehingga akan tumbuh “tunas” kemandirian dalam diri anak.
Delegasikan beberapa tugas rumah pada anak, dorong semangat anak untuk mengerjakan tugas rumahnya. Berbagai macam tugas rumah seperti mengelap meja makan, menyiram tanaman, menyapu lantai, menjemur pakaian, mengangkat kain jemuran, membersihkan jendela, merapikan pakaian, belanja ke warung, mengepel lantai, mencuci piring, mencuci pakaian dll.
Tapi jangan memberikan beban tugas yang terlalu banyak dan berat, hendaknya disesuaikan dengan usia dan kemampuannya.
Mengerjakan tugas rumah akan menumbuhkan rasa kemandirian dalam dirinya. Saat menjalankan tugas rumah, anak akan berusaha untuk bisa melakukannya dengan baik. Nah, usaha dan kesungguhan Si Anak dalam melakukan tugasnya inilah yang bisa menumbuhkan sifat mandiri dan tanggung jawab di dalam dirinya.
Setelah berhasil menjalankan tugasnya dengan baik, anak jadi percaya diri dengan kemampuannya. Seorang anak baru bisa mandiri jika ia memiliki kepercayaan diri. Hanya saja yang perlu diperhatikan, anak seharusnya menjalankan tugas rumah dengan bahagia dan bukan karena ancaman atau keterpaksaan. Manfaat baru bisa diperoleh jika anak mengerjakan tugasnya dengan sepenuh hati.
Ruang keleluasaan bereksplorasi. Anak tidak akan bisa mandiri jika Bunda terlalu berlebihan dalam mengatur anak. Janganlah terlalu detail dalam mengatur anak, dimana anak hampir tidak pernah menentukan pilihannya sendiri, selain itu anak tidak pernah diberikan pilihan. Akibatnya anak hanya terus bergantung pada orangtuanya saja, dan hal ini terus berlangsung bertahun-tahun.
Karena segala urusan selalu diatur orangtuanya, akibatnya anak tidak terlatih untuk mandiri. Bunda memang perlu mengatur anak, misalnya menyuruh anak belajar jam 8 malam, tapi biarkan anak mengatur sendiri metode belajarnya, anak belajar di rumah dengan caranya sendiri, Bunda jangan mengatur terlalu detail.
Biarkan anak menyelesaikan urusan yang bisa ia kerjakan sendiri. Selain itu jadilah orangtua yang bisa mendengarkan pendapat anak dengan baik. Keleluasaan yang diberikan sangat penting agar anak dapat bereksplorasi, orangtua hanya perlu menjaga batas-batas.
Sering tanya pendapat atau keputusan anak. Jika anak mampu membuat keputusan berarti ia memiliki sikap tegas. Anak yang bisa bersikap tegas menandakan ia memiliki prinsip dan bisa berpendapat sendiri. Anak baru bisa mandiri jika ia mampu untuk bersikap tegas.
Sering-seringlah meminta anak untuk membuat sebuah keputusan tentang sesuatu, perlu diketahui sikap tegas sangat dibutuhkan dalam membuat keputusan. Sering-sering menanyakan keputusan atau pendapat anak karena dapat menumbuhkan karakter tegas dalam diri anak. Ciri-ciri anak yang mandiri yaitu memiliki prinsip yang kuat, punya ketegasan dan mampu mengeluarkan pendapat.
Selain itu jangan selalu membantu anak dan jangan over protektif. Jika anak memiliki kemampuan untuk mengatasi masalahnya sendiri, maka biarkan anak bereksplorasi dengan kemampuan yang dimilikinya. Selalu membantu anak menyebabkan sifat kemandirian anak tidak berkembang, anak harus berusaha di dalam hidupnya agar ia bisa mandiri.
Dengan bertambahnya usia maka anak semakin tertarik untuk melakukan banyak hal. Pada anak usia 5 tahun misalnya, jika anak ingin mengancingkan baju tanpa bantuan maka berikan ia kesempatan untuk berusaha, walaupun mungkin anak sangat lelet memasang kancing bajunya. Hikmahnya saat anak ingin ia sendiri yang melakukannya, itu menandakan mulai tumbuhnya rasa kemandirian dalam diri anak.
Loading…
Jika anak bisa, biarkan ia melakukannya sendiri. Bunda harus bersabar saat anak melakukan dengan lambat atau sering salah, karena ini demi memunculkan sifat mandiri dalam dirinya. Ini juga termasuk saat anak ingin mengikat tali sepatunya sendiri, makan sendiri dll.
Saat anak kesulitan biarkan ia berusaha dan jangan mengganggunya dengan berkomentar yang tidak-tidak, dikhawatirkan kalau Bunda salah ngomong bisa mematahkan semangat anak. Selain itu sangat penting untuk MENGHARGAI setiap usaha anak.
Setelah anak berhasil melakukan tugasnya, pastikan memberikan reward ataupun pujian untuk anak. Bunda harus memberikan support karena dapat meningkatkan semangat anak untuk terus maju dan mengembangkan sikap mandirinya.
Ajarkan Bersosialisasi. Sangat penting mengajarkan kemampuan sosial pada anak, dimana penyebab anak yang penakut dan tidak mandiri seringkali karena Si Anak tidak tahu caranya berinteraksi dengan orang-orang. Mengajarkan anak dasar-dasar kemampuan sosial bisa menjadikannya lebih berani. Sifat berani inilah yang nantinya sangat membantu menumbuhkan karakter mandiri.
Untuk melatih kemampuan bersosialisasi anak, caranya misal dengan mengajak anak ke supermarket, lalu biarkan anak yang membayar uang belanjaan secara langsung di kasir. Keberanian dan mandiri adalah karakter yang harus dimiliki anak.
Anak harus tumbuh dengan percaya diri. Hal ini sangat penting, Bunda harus meningkatkan rasa percaya diri anak. Rasa mandiri bisa timbul jika anak percaya diri, oleh karena itu buatlah anak merasa percaya diri dengan kemampuannya, tanamkan mindset bahwa ia bisa melewati berbagai rintangan jika berani mencoba, pokoknya tanamkan pikiran-pikiran positif ke dalam diri anak.
Perkenalkan anak dengan dunia luar, kebiasaan dan kepribadian seseorang terbentuk mulai sejak kecilnya, sehingga jangan sampai anak tumbuh dengan rasa takut karena hal ini akan terus menyelimuti dirinya sampai masa dewasanya kelak. Rasa takut dan pengecut akan menghalangi anak dari sifat mandiri.
Tugas Bunda adalah menanamkan keberanian dalam diri anak. Rasa berani bisa muncul jika anak merasa aman dan nyaman dalam proses tumbuh kembangnya. Sebagian orangtua “hobi” membentak anak sehingga membuat anaknya tumbuh dengan rasa tidak nyaman dan penuh ketakutan. Lebih parah lagi, anak yang sering dibentak atau dimarahi beresiko tinggi terkena depresi atau gangguan mental saat dewasa kelak.