Oleh karena itu, pertimbangkan secara matang sebelum memasukan anak ke dalam suatu eskul, bimbingan belajar ataupun organisasi tertentu.
Photo credit:
Aktivitas di luar rumah itu bagus, tapi harus dibatasi. Jangan sampai anak lebih lama berada di luar daripada di rumah sendiri.
Saat anak terlalu disibukkan dengan kegiatan di luar rumah, ia akan lebih jauh dari keluarganya.
Padahal Keluarga sangat penting. Kedekatan anak dan orangtua hal yang sangat penting.
Keharmonisan keluarga harus dijaga baik-baik agar perkembangan anak berjalan dengan baik.
Kesalahan fatal orangtua yaitu memaksa anak ikut banyak ekskul atau organisasi, yang justru tidak baik bagi psikologis anak.
Selain itu juga menyebabkan merenggangnya hubungan anak dengan keluarganya sendiri, akibat minimnya quality time anak bersama keluarga.
Dampak buruk kebanyakan ikut ekskul akan lebih besar ketimbang manfaatnya.
Sibuk eskul bisa membuat anak tidur terlalu malam (larut malam). Ini sangat buruk untuk anak, bahayanya yaitu:
- Anak kurang fokus atau kesulitan konsentrasi.
- Kelelahan sepanjang waktu.
- Gangguan pertumbuhan.
- Perkembangan otak tidak optimal.
- Anak sulit menyerap informasi baru
- Mengganggu sistem kekebalan tubuh
- Meningkatkan frekuensi tantrum.
- Gangguan metabolisme tubuh.
- Resiko obesitas meningkat.
- Dampak buruk pada psikologis anak.
Mengharuskan anak menjalani banyak kegiatan sepulang sekolah justru memberikan masalah pada kehidupan anak.
Mengikuti banyak kegiatan diluar batas kemampuannya berisiko mengganggu perkembangan alami anak. Beban yang terlalu berat sangat berbahaya untuk anak.
Selain itu, jika anak menghadiri banyak kegiatan disana-sini menyebabkan dirinya bisa lupa pada keluarganya sendiri.
Masa kecil anak seharusnya diisi dengan kedekatannya dengan orangtua. Adapun jumlah kegiatan ekstrakurikuler sewajarnya saja.
Anak merasa terbebani jika terlalu banyak diberikan kegiatan ekstrakurikuler, efek negatifnya jauh lebih besar dibandingkan efek positifnya.
Aktivitas padat setelah kegiatan akademi sekolah justru menghambat perkembangan dan menurunkan kesejahteraan anak.
Kegiatan yang sibuk dan terorganisir memberikan tekanan besar pada hubungan keluarga yang membahayakan perkembangan dan mental anak.
Harus ada keseimbangan yang sehat antara kegiatan ekstrakurikuler dengan waktu keluarga.
Jangan berpikir bahwa semakin anak sibuk maka semakin baik. Sebaliknya, harus ada keseimbangan dalam kehidupan anak.
Orang tua harus selalu memastikan waktu istirahatnya dan nutrisi tubuhnya tercukupi.
Jangan sampai anak terlalu fokus ke ekskul daripada pelajaran di sekolah, karena kalau begitu bisa gawat.