Semakin banyak orang yang dapat mengakses internet, membuat jumlah pengguna media sosial pun melonjak tajam. Pengguna media sosial mencangkup orang dewasa, para remaja, hingga bahkan anak-anak.
Anak-anak dapat membuat akun media sosial biasanya dengan cara memalsukan tanggal lahirnya, karena kebijakan media sosial umumnya tidak mengizinkan anak-anak untuk membuat akun media sosial.
Jangan Buang Waktumu di Medsos. Photo credit: www.jjsociallight.com
Keberadaan media sosial memunculkan budaya baru, dimana banyak orang yang terpaku dengan layar gadget hingga berjam-jam. Hal ini bisa terjadi pada anak-anak hingga orang dewasa. Bisa dikatakan mengakses media sosial merupakan kegiatan rutin yang dilakukan setiap hari.
Beberapa platform media sosial yang sangat populer seperti Facebook, Instagram, Twitter, Youtube dan lainnya. Masing-masing platform media sosial memiliki karakterstik tersendiri dengan beragam fitur yang ditawarkan, sehingga tidak heran jika banyak orang yang betah berjam-jam mengakses media sosial.
Media sosial memang menyediakan banyak sekali konten informatif maupun hiburan, hanya saja sangat tidak disarankan sering mengakses sosial media karena dapat memicu stres dan depresi. Selain itu ada kegiatan-kegiatan lain yang lebih penting untuk dilakukan ketimbang sekedar bermain media sosial.
Dampak buruk berlebihan menggunakan media sosial sudah mulai terlihat, seperti berkurangnya aktivitas berinteraksi sosial secara langsung, hal ini membuat banyak orang beresiko tinggi terkena stres dan depresi. Mengetahui dampak buruk medsos yang cukup serius ini maka Anda perlu berhati-hati darinya. Bahkan sebagian orang memutuskan berhenti bermain medsos untuk melindungi kesehatan mentalnya.
Sejumlah penelitian memang mengungkapkan bahwa rutin (sering) menggunakan media sosial dapat menyebabkan efek negatif, terutama bahaya untuk kesehatan mental, selain itu juga bisa berdampak buruk terhadap kesehatan fisik. Dengan berhenti bermain media sosial (atau setidaknya mengurangi) maka Anda akan mendapatkan manfaat besar.
Berhenti (atau mengurangi) bermain medsos akan membuat hidup Anda lebih tenang serta membuat Anda lebih bersyukur. Seringkali media sosial menjadi tempat untuk pamer, bahkan Anda akan sering melihat postingan berisi gaya hidup glamor dan kemewahan. Jika Anda terus-menerus terpapar dengan konten sampah seperti itu maka sangat tidak baik untuk kesehatan mental.
Cepat atau lambat akan muncul keinginan untuk memiliki seperti yang orang lain miliki, hal ini membuat Anda tersiksa dan membuat hidup tidak tenang, selain itu Anda tidak mensyukuri dan tidak puas dengan apa yang telah dimiliki. Sehingga, sekalipun Anda memiliki banyak hal hebat, tapi gara-gara suka kepo dengan apa yang orang lain miliki, jadilah Anda tidak bahagia dengan segala yang telah dimiliki.
Selain itu bahkan kemungkinan muncul perasaan iri dan dengki, hal ini lama kelamaan akan membahayakan kesehatan mental Anda. Berhenti bermain media sosial dapat mengurangi perasaan stres, banyak penelitian menemukan bahwa terus menerus mengakses media sosial dapat memicu peningkatan hormon korsitol di dalam tubuh, itu merupakan hormon pemicu stres.
Para ahli menjelaskan bahwa medsos dapat menghasilkan technostress bagi penggunanya, pengguna akan tergoda membuka terus menerus situs-situs media sosial lainnya, hingga berefek seperti lingkaran setan. Dimana saat pengguna stres karena medsos, pengguna masih menggunakan medsos untuk mengalihkan rasa stresnya. Hal seperti ini terjadi pada banyak orang.
Karena masing-masing medsos menawarkan beragam fitur, Anda akan melihat media sosial bertindak sebagai pemicu stres banyak orang, sekaligus sebagai pengalih perhatian saat mengalami stres. Akibatnya banyak orang semakin terbenam ke dalam medsos, sehingga kombinasi rasa stres dan kecanduan adalah sesuatu yang sangat mengerikan.
Sebuah penelitian yang diterbitkan di Journal of Social and Clinical Psychology mencari tahu apakah orang-orang menjadi lebih baik dengan mengurangi kegiatan media sosial, hasilnya ditemukan bahwa membatasi penggunaan media sosial selama 30 menit per hari ternyata efektif mengurangi depresi dan rasa kesepian.
Penelitian tersebut dengan melibatkan para mahasiswa, dimana peneliti memantau mereka serta memberikan kuesioner untuk menilai kesejahteraan mental mereka menurut tujuh faktor seperti dukungan sosial, kecemasan, kesepian, penerimaan diri, rasa takut akan kehilangan, depresi dan harga diri.
Pemimpin penelitian, Mellisa G Hunt, menyimpulkan bahwa dengan lebih sedikit waktu untuk bersosial media sosial dapat menurunkan rasa depresi dan kesepian secara signifikan. Jika tidak mampu berhenti sepenuhnya dari medsos, maka mengurangi waktu penggunaan media sosial merupakan pilihan yang realistis.
Dia juga menjelaskan bahwa hal yang ironis dimana mengurangi penggunaan media sosial justru membuat Anda bisa menurunkan rasa kesepian. Setelah digali lebih dalam, hal itu ternyata disebabkan penggunaan media sosial yang dapat mendistraksi pikiran para penggunanya. Misalnya saat Anda melihat kehidupan orang lain -terutama di Instagram yang banyak berisi foto visual- mudah bagi Anda untuk menyimpulkan bahwa kehidupan orang lain lebih baik daripada Anda, hal ini kemudian memicu timbulnya perasaan buruk dalam hati Anda.
Selain itu, pada studi terpisah yang dilakukan oleh University of Pittsburgh School of Medicine menemukan bahwa semakin banyak waktu yang dihabiskan untuk bermain media sosial maka semakin tinggi resiko terkena masalah tidur dan gejala depresi.
Meningkatkan Produktivitas. Orang-orang yang kecanduan media sosial biasanya memiliki masalah produktivitas yang rendah. Dengan berhenti bermain medsos membuat Anda punya lebih banyak waktu, sehingga dapat meningkatkan produktivitas. Media sosial disebut-sebut sebagai sumber distraksi yang rentan membuat seseorang menjadi tidak produktif.
Keputusan untuk menjaga jarak dari medsos akan memberikan kesempatan Anda untuk bisa fokus
terhadap pekerjaan dan kegiatan-kegiatan penting lainnya, selain itu membantu Anda untuk mendapatkan tidur yang berkualitas dan nyenyak. Anda tidak lagi memiliki kebiasaan mengecek media sosial saat jam tidur, dimana paparan cahaya dari layar gadget akan memicu seseorang sulit tidur.
Anda juga bisa fokus menjalani pertemanan di dunia nyata, seringkali karena saking asiknya bermain medsos sehingga Anda jarang berinterkasi dengan orang-orang secara langsung di dunia nyata. Daripada Anda sibuk membalas komentar di Instagram, Facebook atau lainnya, lebih baik Anda mengoptimalkan waktu yang dimiliki untuk menjalin kedekatan dengan teman-teman dan keluarga secara langsung.
Melindungi Anda dari Konten Kebencian. Jika Anda melihat terlalu banyak kebencian yang diumbar di medsos sehingga mengganggu kehidupan dan pikiran Anda, sangat disarankan agar Anda berhenti menggunakan medsos. Seorang psikiater Christine Moutier, MD, menjelaskan bahwa media sosial dapat membuat seseorang merasa rendah diri karena terus membandingkan dirinya dengan orang lain.
Dia juga menjelaskan bahwa penggunaan medsos bisa menjadi berbahaya, misalnya saat Anda terlalu sering melihat foto orang lain yang Anda kira lebih bahagia, atau sering terpapar konten yang isinya menimbulkan harapan tidak realistis terhadap diri sendiri. Sehingga, medsos selain bisa membuat seseorang terputus dan terisolasi dari dunia luar, juga bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan mental.
Profesor psikologi di Kent State University, Jacob Barkley, Ph.D menjelaskan bahwa berhenti dari media sosial telah membantu beberapa orang untuk mengurangi kecemasan dan stres, tidak ada lagi tuntutan untuk menanggapi komentar baru dan membalas pesan masuk, sehingga membuat hidup lebih rileks.
Cara Berhenti atau Membatasi Penggunaan Media Sosial
Untuk bisa berhenti dari media sosial maka Anda harus memiliki kegiatan lain, jika Anda tidak memiliki kegiatan maka lagi-lagi Anda akan tergoda untuk membuka medsos, maka sulit jadinya untuk bisa berhenti dari medsos. Anda perlu mencari kegiatan yang bermanfaat. Milikilah kegiatan, dengan begitu otomatis akan mengurangi intensitas penggunaan medsos.
Anda harus mencoba mengalihkan perhatian dari medsos ke kegiatan lain, misalnya Anda perlu memiliki kegiatan rutin berolahraga ataupun berkumpul bersama orang-orang terdekat. Anda perlu fokus pada orang sekeliling di kehidupan nyata, terutama pada keluarga dan teman dekat, habiskan waktu bersama mereka sehingga bermanfaat untuk menjaga kesehatan mental. Saat mengobrol, jauhkan perangkat elektronik seperti smartphone karena dapat mendiktrasi interaksi yang sedang berlangsung.
Perbanyak sosialisasi atau interaksi di kehidupan nyata secara otomatis akan dapat mengurangi kecanduan media sosial. Untuk benar-benar lepas dari media sosial memang tidak bisa secara langsung, Anda harus berusaha memiliki aktivitas lain, ini merupakan cara efektif untuk membantu Anda melupakan medsos.
Walau sulit menghentikan kebiasaan bermain medsos, tapi Anda bisa meminta dukungan keluarga dan teman-teman untuk membantu mengurangi kecanduan media sosial. Anda perlu dukungan dari mereka, serta mereka akan mengingatkan Anda disaat lalai.
Jika Anda sudah sangat kecanduan medsos, selalu ingat bahwa bahaya dari kecanduan medsos yang dapat menurunkan kesehatan mental, memicu suasana hati buruk, kecemasan hingga stres. Dengan sering-sering menyadari bahayanya, sehingga akan menurunkan perasaan candu terhadap medsos. Anda harus punya kontrol terhadap diri Anda sendiri.
Hilangkan pikiran “bentar lagi deh” karena itu adalah jebakan yang membuat Anda terlena dan keasyikan terus menerus men-scroll timeline, hingga akhirnya Anda kaget ternyata sudah 3 jam bermain medsos. Dengan begitu, saat muncul kesadaran untuk berhenti maka segera tutup aplikasi medsos di smartphone Anda.
Kecanduan atau terlalu lama bermain medsos dapat merusak suasana hati, Anda harus selalu ingat hal ini. Buang jauh-jauh pikiran ingin mengkoleksi banyak like dan sebagainya, serta jangan ikut-ikutan nimbrung atau bahkan berkomentar di tempat yang bukan ranah atau bidang Anda, karena hal itu akan menyita banyak sekali waktu dan energi Anda. Jalanilah hidup dengan natural dan rutin bergaul dengan orang-orang secara langsung, dengan begitu Anda akan lebih mudah untuk mengatasi masalah kecanduan media sosial.