Portalinformasi.id – Kesultanan Malaka adalah salah satu kerajaan yang terkenal di Asia Tenggara. Terletak di pantai barat Semenanjung Malaya, Kesultanan Malaka memainkan peran penting dalam sejarah perdagangan maritim di daerah tersebut. Dalam artikel ini, kita akan membahas semua hal tentang Kesultanan Malaka mulai dari sejarah, budaya, hingga kekayaan arsitektur dan seni.
Sejarah Kesultanan Malaka
Kesultanan Malaka didirikan pada awal abad ke-15 oleh seorang pahlawan lokal bernama Parameswara. Ia adalah seorang raja dari kerajaan Singapura yang terguling karena adanya serangan Jawa. Parameswara lalu melarikan diri ke Malaka dan memutuskan untuk mendirikan sebuah kerajaan baru. Kesultanan Malaka awalnya berbentuk sebuah pelabuhan kecil yang berkembang menjadi pusat perdagangan penting di kawasan Asia Tenggara.
Pada abad ke-16, Kesultanan Malaka jatuh ke tangan Portugis dan menjadi koloni mereka selama hampir 130 tahun. Setelah itu, Belanda mengambil alih kekuasaan dan menjadikan Malaka sebagai bagian dari koloni Belanda di Indonesia. Kesultanan Malaka kemudian resmi bubar pada tahun 1946 setelah Indonesia merdeka.
Daftar sultan di Kesultanan Malaka dan sejarahnya
1. Parameswara (1400-1414)
Parameswara adalah pendiri Kesultanan Malaka yang pertama. Ia merupakan seorang penguasa dari Kerajaan Singapura yang melarikan diri ke Malaka karena terancam oleh serangan Majapahit. Di Malaka, ia membangun sebuah kerajaan yang kuat dan menjadi pusat perdagangan rempah-rempah.
2. Megat Iskandar Shah (1414-1424)
Setelah kematian Parameswara, putra tirinya yang bernama Megat Iskandar Shah menjadi raja. Ia memperkuat hubungan dengan Cina dan menyatakan Islam sebagai agama resmi di Kerajaan Malaka.
3. Muhammad Shah (1424-1444)
Muhammad Shah adalah sultan ketiga di Kesultanan Malaka. Ia memperluas wilayah kekuasaan Malaka ke wilayah pesisir timur Sumatera dan juga menyerang Kerajaan Siam. Selain itu, ia juga memperkuat sistem administrasi dan militer di Malaka.
4. Alauddin Riayat Shah (1444-1460)
Alauddin Riayat Shah menggantikan Muhammad Shah sebagai sultan di Malaka setelah ia mangkat. Ia memperkuat kerja sama dengan negara-negara tetangga seperti Johor dan Pahang. Selain itu, ia juga memperkuat pertahanan di Malaka dengan membangun benteng pertahanan.
5. Mahmud Shah (1460-1477)
Mahmud Shah adalah sultan Kelima di Malaka. Ia terkenal dengan kisah cinta legendarisnya dengan Tun Teja, seorang putri dari Pahang. Selain itu, ia juga memperluas wilayah kekuasaan Malaka ke wilayah Sumatera dan membangun banyak infrastruktur di Malaka.
6. Alauddin Shah (1477-1488)
Setelah kematian Mahmud Shah, putranya yang bernama Alauddin Shah menjadi sultan. Ia membangun pelabuhan dan menarik pedagang dari berbagai belahan dunia untuk berdagang di Malaka. Namun, ia juga terlibat dalam konflik dengan Siam dan Aceh yang mengakibatkan kelemahan kekuasaan Malaka.
7. Sultan Mansur Shah (1488-1511)
Sultan Mansur Shah menggantikan Alauddin Shah sebagai sultan di Malaka. Ia memperluas wilayah kekuasaan Malaka hingga ke wilayah Sumatera dan Kalimantan. Namun, pada tahun 1511, Malaka berhasil dikuasai oleh Portugis setelah pengepungan yang berlangsung selama 40 hari.
8. Sultan Alauddin Riayat Shah II (1511-1528)
Setelah jatuhnya Malaka ke tangan Portugis, Sultan Alauddin Riayat Shah II melarikan diri ke Johor dan memproklamirkan dirinya sebagai raja di sana. Ia juga berusaha merebut kembali Malaka dari tangan Portugis dengan bantuan Kesultanan Aceh.
9. Sultan Mahmud Shah II (1528-1548)
Sultan Mahmud Shah II adalah sultan Malaka terakhir yang berkuasa di Johor setelah kalah perang dengan Portugis. Ia kemudian melarikan diri ke Pahang dan memproklamirkan dirinya sebagai sultan di sana.
Budaya Kesultanan Malaka
Kesultanan Malaka memiliki kekayaan budaya yang besar. Salah satu warisan budaya paling terkenal dari kesultanan ini adalah bahasa Melayu, yang masih digunakan di banyak negara di Asia Tenggara. Selain itu, kesultanan ini juga memiliki seni tari, musik, dan lukisan yang unik.
Salah satu contoh seni tari dari Kesultanan Malaka adalah Tarian Zapin, sebuah tarian tradisional Melayu yang berasal dari Malaka. Tarian ini biasanya diiringi oleh alat musik seperti gambus, gendang, dan rebab. Seni lukis dari Kesultanan Malaka juga memiliki ciri khas tersendiri, dengan penggunaan warna-warna cerah dan motif geometris yang rumit.
Arsitektur Kesultanan Malaka
Arsitektur Kesultanan Malaka mencerminkan perpaduan budaya Melayu, Cina, dan India. Salah satu contoh arsitektur yang terkenal dari kesultanan ini adalah Masjid Kampung Hulu, sebuah masjid tua yang dibangun pada tahun 1728. Masjid ini memiliki gaya arsitektur campuran yang menggabungkan elemen-elemen dari budaya Melayu, Cina, dan India. Selain itu, di Malaka juga terdapat banyak bangunan-bangunan tua yang menunjukkan kekayaan arsitektur Kesultanan Malaka seperti bangunan-bangunan di Jalan Hang Jebat.
Tempat Wisata di Kesultanan Malaka
Kesultanan Malaka juga memiliki banyak tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi. Salah satu tempat wisata yang terkenal adalah A Famosa, sebuah benteng Portugis yang dibangun pada abad ke-16. Selain itu Tempat wisata lainnya yang menarik di Kesultanan Malaka adalah Stadthuys, sebuah bangunan tua yang dulunya merupakan pusat pemerintahan kolonial Belanda. Bangunan ini kini menjadi museum sejarah yang menampilkan artefak dan benda-benda bersejarah dari era Kesultanan Malaka hingga masa kolonial.
Selain itu, di Malaka juga terdapat Kampung Morten, sebuah kampung tua yang masih terjaga keasliannya hingga saat ini. Di kampung ini, wisatawan dapat melihat rumah-rumah tradisional Melayu yang masih dipertahankan. Selain itu, wisatawan juga dapat menikmati kuliner khas Melayu seperti nasi lemak, laksa, dan kuih-muih tradisional di daerah ini.
Kesultanan Malaka adalah sebuah kerajaan penting di Asia Tenggara yang memiliki kekayaan sejarah, budaya, arsitektur, dan seni yang luar biasa. Melalui artikel ini, kita dapat mengetahui lebih banyak tentang kesultanan ini dan apa saja yang dapat dijadikan sebagai tempat wisata di Malaka.
Meskipun kesultanan Malaka sudah tidak berkuasa lagi, namun pengaruhnya dalam sejarah Asia Tenggara tetap sangat besar. Kesultanan Malaka berhasil menciptakan sebuah pusat perdagangan dan kebudayaan yang penting di kawasan itu. Banyak warisan budaya, arsitektur, dan seni berasal dari era kejayaan kesultanan Malaka yang masih dapat ditemukan hingga saat ini.
Sejarah kesultanan Malaka juga menjadi sumber inspirasi bagi banyak karya sastra dan seni di Indonesia dan Malaysia. Kisah-kisah tentang kesultanan Malaka banyak diabadikan dalam bentuk teater, musik, film, dan buku.
Mengenai keberadaan sultan-sultan di Kesultanan Malaka, meskipun tidak berkuasa lagi, namun pengaruh mereka dalam sejarah masih sangat terasa. Daftar sultan-sultan tersebut juga menjadi bagian penting dalam sejarah kesultanan Malaka yang tidak bisa dilupakan.