Belimbing wuluh dapat hidup di berbagai macam lahan kecuali lahan rawa. Kalau soal bertumbuh, belimbing wuluh mudah sekali untuk ditemukan. Biasa diarea pekarangan rumah atau bahkan area perumahan. Entah kenapa tanaman ini menjadi begitu familiar dengan kehidupan masyarakat. Padahal pohonnya sedikit besar untuk memakan sejumlah tempat yang bisa digunakan untuk tanaman jenis lain. Juga tanaman ini dijamin akan memberikan kesibukan bagi si empunya lahan, karena daunnya mudah sekali berguguran. Namun semua itu tidak akan membuat pemilik lahan merasa jenuh atau berfikir untuk memberantas tanaman ini karena mengingat manfaat yang dapat diambil dari tanaman ini.
Di Sulawesi Tengah terkhusus daerah Tolitoli masyarakat setempat menyebut belimbing wuluh “Lompias”, rasa asam yang berair. Meskipun tidak di budidayakan dalam skala besar, tanaman ini sangat familiar dengan kehidupan masyarakat dan bahkan merupakan tanaman kesayangan. Untuk itu jumlahnya tidak diperbanyak melainkan dalam satu atau dua keluarga mimiliki 1 pohon belimbing wuluh di pekarangannya. Bukan merupakan budaya tapi entah apa yang membuat tanaman ini menjadi akrab. Biasanya warga akan berpendapat bahwa tanaman ini bisa berguna bagi mereka. Bukan dalam hal finansial tapi soal prinsip tolong menolong antar sesama. Dengan tanaman ini mudah sekali untuk berbagi dengan orang lain. Kalau memberikan bantuan berupa materi mungkin akan sedikit terasa berat, tapi beda halnya dengan tanaman ini. Ketika tetangga atau orang lain datang meminta sesuatu untuk sekedar mendapatkan manfaat, maka tanpa rasa apapun si empunya langsung mempersilahkannya dengan ikhlas. Inilah contoh keunikan dibalik rasa asamnya buah belimbing wuluh. Ada keakraban, ada solidaritas, persaudaraan kuat yang terjalin dibalik tumbuh dan berkembangnya tanaman ini dilingkungan masyarakat.
Ciri-ciri Belimbing Wuluh
Tanaman belimbing wuluh merupakan jenis tanaman yang banyak tersebar di Asia Tenggara, Republik Dominika, Peru, Brazil, Ghana, Guyana, Tonga dan Polinesia termasuk juga Indonesia. tanaman ini buahnya berwarna hijau memanjang dan memiliki rasa asam yang khas. Semakin matang buahnya maka rasa asamnya akan semakin kuat. Jika telah matang warnanya akan menjadi kuning dan tekstur daging buahnya akan semakin lembek. Daun berbentuk majemuk dengan pertulangan menyirip. Batangnya berkayu , bercabang serta berkambium. Kulit batangnya sedikit kasar dengan warna cokelat tua. Akar belimbing wuluh merupakan akar tunggang.
Manfaat dan Kegunaan
Tanaman belimbing biasanya dimanfaatkan buahnya oleh masyarakat kita untuk penghilang bau amis pada ikan, sebagai baham tambahan rasa asam pada masakan kuah atau untuk tambahan sambal atau orang sulawesi menyebutnya “rica-rica atau dabu-dabu”. Dengan buah belimbing, segala jenis makanan akan lebih meriah. Sedangkan untuk penggunaan lainnya buah belimbing ini akan diolah menjadi larutan asam. Pengolahannya cukup sederhana yaitu dengan mengumpulkan sejumlah besar buah belimbing yang sudah matang kedalam satu wadah dan ditambahkan secukup garam. Kemudian wadah tersebut ditutup rapat hingga beberapa hari. Tujuannya adalah untuk mendapatkan sejumlah larutan asam yang akan digunakan kedalam olahan makanan. Larutan asam ini bisa digunakan lebih lama dibandingkan dengan mengandalkan buahnya yang gampang busuk. Selain itu daun belimbing juga bisa digunakan untuk bahan keramas. Masyarakat menggunakan daun belimbing ini dengan sejumlah parutan kelapa.