Olahraga secara berlebihan tidaklah baik…
…mungkin karena dirinya berpikir bahwa dengan semakin banyak melakukan aktifitas olahraga maka akan semakin baik..
Kapan olahraga dikatakan berlebihan?
Olahraga dapat dikatakan berlebihan jika dilakukan terlalu sering, dengan berkali-kali dilakukan dalam sehari, yang sebenarnya satu kali sesi ataupun dua kali sudah mencukupi (bahkah munkin lebih).
Yang benar-benar bahaya adalah olahraga setiap hari dengan waktu yang lama, bahkan lebih dari 1 jam untuk jogging (misalnya), maka ini jelas perlu dihindari.
Tanda seseorang yang sudah berlebihan berolahraga…
- Mengalami kelelahan berlebihan ketika melakukan suatu aktifitas, hal itu karena tubuh yang terlalu dipaksa untuk berolahraga secara berlebihan, mengakibatkan waktu untuk tubuh dapat pulih kembali menjadi sangat lama.
- Tubuh bukannya bertambah bugar, justru tampak mengalami “jiwa yang tidak semangat” dan terlihat tidak bertenaga (mudah lelah).
- Orang yang kecanduan berolahraga (secara berlebihan) maka secara psikologis akan mengalami rasa selalu bersalah jika tidak berolahraga, hal ini tidaklah baik karena merasa salah tidak pada tempatnya.
- Terlihat memaksakan diri untuk olahraga yang berat, padahal sudah dalam keadaan lelah dan bahkan sudah mengalami pegal-pegal, atau bahkan nyeri otot.
- Mengalami cedera atau nyeri otot dalam waktu yang terlalu lama.
- Jika pada wanita, maka mengalami gangguan menstruasi.
- Mengalami susah tidur.
- Peningkatan denyut jantung sangat cepat ketika dalam keadaan normal, ini tidaklah baik.
- Sering mengalami sakit kepala.
- Mood menjadi gampang berubah, dan juga suka emosian.
- Nafsu makan menjadi menurun terlalu parah.
1. Cedera buruk
2. Beresiko gagal jantung
3. Sistem kekebalan tubuh menurun
Sehingga mengakibatkan sistem kekebalan tubuh juga menjadi melemah. Akibatnya tubuh sangat rentan untuk terserang penyakit seperti batuk, nyeri kepala, demam, dan penyakit lainnya.
4. Gangguan menstruasi
Apabila masalah seperti ini dialami oleh wanita, memberikan resiko gangguan menstruasi, dan jika hal seperti ini berlangsung dalam jangka waktu yang sangat lama, maka dapat beresiko kemandulan pada wanita.
Gangguan kesuburan terjadi setelah wanita melakukan olahraga tiga kali lipat dibanding orang-orang yang melakukan olahraga secara normal.
Sebelumnya, sebuah yang dilakukan pihak Universitas Harvard, menyatakan bahwa atlet yang aktif beresiko tinggi terkena gangguan siklus menstruasi.
Hasil lainnya bahwa wanita yang sering melakukan aerobik beresiko mengalami penurunan kelahiran hidup sekitar 30 persen.
5. Mengakibatkan pelepasan radikal bebas
Hal tersebut begitu sangat berbahaya karena dapat beresiko meningkatkan resiko mutasi gen dan kanker.
6. Mengalami sulit tidur
Sulit tidur karena tubuh mengalami stress, serta menyebabkan pengeluaran kortisol, sehingga menjadi sulit untuk rileks yang membuat Kamu tidak dapat tidur.
7. Depresi
Adapun berolahraga berlebihan membuat tubuh menjadi sangat kelelahan, baik itu fisik maupun psikologis sehingga membuat orang tersebut nantinya beresko tinggi mengalami depresi parah.
8. Gangguan hubungan dengan orang lain
Point kedelapan ini dapat saja terjadi, karena orang yang kecanduan untuk berolahraga maka waktunya habis untuk itu saja.
Sehingga membuatnya terisolasi dari lingkungan keluarga bahkan teman-temannya, seperti tidak mau untuk menghadiri suatu acara atau undangan atau kumpul-kumpul karena sangat ingin berolahraga.
Sehingga, walaupun Kamu adalah seorang yang rutin berolahraga, akan tetapi sempatkan waktu untuk bersosialisasi dengan keluarga dan juga teman-teman.
9. Gangguan pekerjaan, sekolah dan aktifitas lainnya
Sebuah penelitian baru-baru ini menyatakan bahwa latihan ketahanan seperti marathon mengakibatkan kerusakan jantung dan ketidaknormalan pada ritme jantung.
Batasan aman untuk berlatih marathon yaitu maksimal satu jam untuk setiap harinya.
Latihan ketahanan ekstrim seperti marathon, triathlon, serta bersepeda jarak jauh hingga puluhan bahkan ratusan KM mengakibatkan perubahan struktur jantung dan pembuluh darah, sehingga menyebabkan kerusakan pada jantung.
Pada sebuah studi yang dilakukan beberapa ahli kesehatan jantung oleh Baker IDI Heart and Diabetes Institutes di Australia, memberikan hasil studi bahwa olahraga dengan intensitas tinggi dan waktunya terlalu bisa mengakibatkan kerusakan pada organ jantung.
Olahraga berlebihan pada walhasil meningkatkan risiko terjadinya perubahan struktural jantung secara permanen & mengakibatkan aritmia (detak jantung abnormal atau gak beraturan).
Sebelum penelitian ini, sebenarnya sudah ada dua buah penenlitian serupa yang memperoleh hasil bahwa adanya gangguan jantung pada atlet (karena melakukan latihan keras), seperti dipublikasikan dalam European Heart Journal.
Studi lainnya menjelaskan hasil penelitiannya bahwa lari marathon bisa mengakibatkan meningkatkan risiko gangguan pada organ jantung hingga tujuh kali lipat. Peneliti lainnya menjelaskan bahwa setelah menjalani latihan ketahanan, sejumlah atlet dilaporkan mengalami penurunan fungsi di ventrikel kanannya.
Dan sekarang peneliti dari Australia juga ikut meneliti hal ini, untuk mencari tahu apakah gangguan jantung ini juga berlaku bagi orang awam yang melakukan latihan / olahraga.
Sang peneliti, Dr Andre La Gerche walhasil mengamati pola latihan fisik dari para partisipan untuk diteliti, guna mengetahui adakah akibat buruk yang menimpa organ jantung.
Hasil penlitiannya, bahwa risiko gangguan jantung dapat meningkat karena olahraga dngan kadar yang tinggi, dan dilakukan dalam jangka panjang.
Tetapi di sisi lain, Dr Andre La Gerche mengatakan bahwa penelitiannya yang berskala kecil ini, mungkin menjadi tertutupi oleh studi-studi berskala lebih besar yang mengutamakan manfaat olahraga, terlepas dari lamanya durasi latihan yang dilakukan.
“Belum banyak studi yang dikerjakan untuk mengamati orang-orang yang melakukan olahraga berintensitas tinggi,” ujarnya, seperti diambil dari Express.co.uk (1/3/2016).
dr Simon Salim, MKes, SpPD, AIFO dari RS Cipto Mangunkusumo mengatakan bahwa frekuensi olahraga yang ideal dikerjakan yaitu berkisar 3-5 kali dalam sepekan. Disamping itu, dia juga menjelaskan untuk menghindari beberapa hari berturut-turut tidak melakukan aktivitas olahraga sama sekali.
Sebenarnya olahraga dengan teratur dan sesuai porsinya sangat baik untuk kesehatan, trmasuk kesehatan rambut, bahkan tidak jarang kondisi rambut dijadikan indikator kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Pada sebuah penelitian terbaru, menemukan hasil bahwa olahraga berat tanpa memenuhi kebutuhan gizi bisa memberikan dampak buruk pada kesehatan rambut, salah satunya membuat rambut mudah sekali rontok.
Studi ilmiah yang dilakukan oleh American Hair Loss Association, menyatakan bahwa olahraga berlebihan dalam waktu yang juga lama mengakibatkan tubuh mengalami stress, bahkan bisa pada tingkat kronis.
Dimana stress kronis menjadi salah satu penyebab utama timbulnya telogen effluvium (TE), yang membuat folikel rambut ke fase istirahat sebelum waktunya, sehingga beresiko tinggi mebuat rambut lebih banyak rontok dibandingan rambut yang tumbuh.
Peneliti dari University Of Maryland, menjelaskan bahwa olahraga secara berlebihan bisa mengakibatkan tingginya resiko lebih tubuh terkena anemia (defisiensi zat besi).
Akibat buruk dari penyakit anemia seperti rasa lemas, mudah letih dan lesu. Selain itu akibat dari kekurangan zat besi dapat mengaibatkan rambut menjadi mudah rontok.
Penumpukan keringat berlebih yang bersifat asin selama berolahraga, bisa memicu resiko kerontokan rambut, dan kusam tak bercahaya, walaupun tidak terlalu besar resikonya.
Sehingga, disarankan menyesuaikan olahraga dengan kebutuhan gizi anda, sehingga tubuh bisa menjadi lebih bugar.
12. Kehilangan masa otot
Berlebihan dalam berolahraga menyebabkan tubuh kehilangan masa ototnya. Dimana semakin sering berolahraga secara berlebihan mengakibatkan semakin besar resiko tubuh kekurangan kebutuhan nutrisi.
karena kondisi seperti itu, membuat tubuh secara alami “mengkonsumsi” massa otot guna mendapatkan nutrisi. Akibatnya tubuh menjadi sangat kurus (yang tidak baik).
Tidak diragukan, plahraga berlebihan membuat tenaga benar-benar terkuras. Baik itu mental maupun fisik yang kelelahan tentunya tiada tenaga lagi yang tersisa untuk melakukan banyak aktivitas lainnya. Dan lebih buruknya yaitu timbulnya sindrom kelelahan kronis.
Olahraga berlebihan mengakibatkan otot-otot punggung juga ikut bekerja berlebihan diluar kemampuannya, serta memberikan tekanan yang terlalu berat pada tulang punggung, alhasil kondisi seperti ini mengakibatkan timbulnya rasa sakit di bagian punggung.
Berkenaan dengan ini, olahraga berlebihan juga memicu timbulnya osteoarthritis, yang sering disebut penyakit degenerasi sendi, akibatnya terjadi pembengkakan pada sendi-sendi yang ada di dalam tubuh.
Merupakan salah pemahaman menganggap olahraga berat (intensitas tinggi) bisa efektif membakar lemak. Dimana olahraga berlebihan maslaah menimbulkan masalah, seperti pembekuan darah yang bisa menimbulkan resiko terburuk yaitu kematian…
…karena Pembekuan darah mengakibatkan jalur arteri menjadi tersumbat.
Pembekuan darah sangat berbahaya ketika sebagian bekuan terlepas dan ikut dalam aliran darah, inilah yang mengkibatkan pembuluh darah tesunbat.
Adapun apabila bekuan darah tersebut tersangkut di paru, bisa mengakibatkan terjadinya emboli paru.
Dan jika bekuan darah terbawa hingga ke otak dan bersarang disana, maka dapat memicu timbulnya stroke.
Kasus seperti ini cukup sering ditemukan pada orang-orang yang melakukan sering berolahraga angkat beban. Sehingga penting dalam olahraga angat beban tidak memaksakan diri, lakukan secara bertahap dan aman, yang sesuai dengan kemampuan tubuh.
16. Resiko anoreksia
Hasil penelitian dari International Journal of Eating Disorder, berhasil mengumpulkan data dari 336 wanita anoreksia, dimana lebih dari separuhnya terkena anoreksia akibat berolahraga berlebihan.
Menurut Kate Bruno, seorang terapis gizi dari Charlottesville, bahwa perempuan lebih rentan mengalami anoreksia, karena kecenderungan yang obsesif pada olahraga.
Haasil penelitian yang diterbitkan Journal of American College Health pada 2004, menyatakan bahwa 22 persen dari 257 mahasiswi cenderung memiliki ketergantungan pada olahraga. Dimana, mereka berolahraga bisa sekitar enam jam dalam sehari.
17. Gangguan nafsu makan
Gangguan makan karena berlebihan dalam berolahraga bisa menjadi hal yang serius seperti anoreksia dan bulimia.
Berdasarkan hasil penelitian dari para ahli, menyatakan bahwa terdapat kaitan antara gangguan makan dengan berolahraga secara berlebihan.
Bahkan bahaya penyakit bulimia maupun pnyakit gangguan pola makan lainnya, jika ditambah dengan kebiasaan olahraga berlebihan bisa menimbulkan resiko kematian yang cukup tinggi.
Penutup
…apabila timbul nyeri dan cedera ringan maka segera berhenti dari berolahraga.
Jadi, olahraga harus dilakukan dengan tepat, dan juga waktu dan intensitas yang cukup, sehingga Kamu memperoleh manfaat dan terhindari dari bahaya yang justru akibat dari olahraga berlebihan.