Virus korona adalah virus yang sama menyebabkan SARS sebelumnya, bahasanya masih satu famili. Hanya saja setelah diteliti ternyata strain-nya berbeda, struktur DNA nya berbeda, makanya dikatakan ini novel coronavirus (2019-nCoV) atau coronavirus terbaru.
Para ahli kesehatan dikagetkan dengan penyebaran coronavirus, yang tadinya penderita yang dirawat 29 orang, kemudian menjadi 59, lalu 200-an, 400-an, cepat sekali penyebarannya. Dan waktu itu masih diduga penyebarannya hanya dari hewan ke manusia, belum diketahui ada dari manusia ke manusia.
Tetapi pada tanggal 21 Januari 2012 diketahui penularan bisa terjadi dari manusia ke manusia, hal ini dibuktikan dari 15 orang tenaga medis termasuk dokter yang terjangkit virus corona, mereka adalah tenaga medis yang merawat pasien coronavirus di rumah sakit, bahkan ada 1 orang dokter yang meninggal.
Coronavirus sama dengan virus lainnya yang menyerang saluran nafas, gejalanya sama yaitu demam, kemudian disertai dengan sakit kepala, batuk kalau sudah cukup lanjut.
Bahkan kalau menyerang saluran napas bagian bawah ini akan menimbulkan sesak nafas atau kesulitan bernafas, dan jika ini kemudian semakin berat bisa menimbulkan kematian
Hal yang sangat dikhawatirkan dari coronavirus adalah penyebarannya yang sangat cepat, hal ini menyebabkan kepanikan yang luar biasa di masyarakat.
Diharapkan media membantu melakukan edukasi karena banyak informasi hoax seputar virus corona, diantaranya katanya virus corona menular melalui buah impor, tatapan mata dan sinyal telepon. Yang terakhir itu sudah tidak masuk akal hoax-nya
Ada yang mengatakan coronavirus menyebar melalui udara terbuka ke tempat berbeda, ini tidak tepat karena virus corona hanya bisa ditransmisikan (menular) melalui cairan yang dikeluarkan saat penderita batuk atau bersin, dan daya jangkau nya hanya 1-2 meter.
Karena jarak dari tempat observasi di Natuna itu sekitar 1,2 km dari pemukiman, Insya Allah aman untuk para penduduk sekitar, karena tentu tidak bisa orang batuk atau bersin lalu melontarkan nya sejauh 1 km, paling jauh hanya 1-2 meter.
Ada hal-hal yang bisa dilakukan untuk pencegahan, kasus orang-orang yang meninggal akibat coronavirus erat hubungannya dengan masalah imunitas tubuh.
Itu karena yang meninggal banyak dari kalangan lansia atau orang-orang yang memang sudah sakit sebelumnya seperti pasien diabetes, hipertensi, kelainan ginjal, punya penyakit jantung bahkan stroke, ini rentan dan bisa menjadi fatal yang meningkatkan resiko kematian.
Sebuah informasi hoax yang tersebar menyatakan bahwa orang-orang harus pakai masker N95, ini tidak tepat.
Yang benar adalah masyarakat cukup pakai masker bedah, bukan masker N95. Masker N95 dipakai oleh petugas kesehatan di ruang isolasi.
Berbicara tentang ruang isolasi di Natuna, orang-orang yang diobservasi melakukan tata cara untuk pencegahan seperti memakai masker. Mereka bermain bulu tangkis sambil pakai masker, itu sangat efektif untuk pencegahan penyebaran (jika memang ada seorang diantara mereka yang positif virus corona).
Disana terdapat tim medis yang dari TNI, ada dokter spesialis paru, dokter spesialis penyakit dalam, dokter umum dan lainnya. Mereka semua mengikuti dan tinggal di tempat observasi selama 14 hari.
Mengapa 14 hari? Itu karena 14 hari adalah masa inkubasinya. Masa inkubasinya antara 2-14 hari.
Apa itu masa inkubasi? Nilai dari seorang individu terpapar dengan virus sampai menimbulkan gejala klinis (muncul keluhan) itu butuh waktu 14 hari.
Jadi kalau saudara-saudara kita ini di Natuna dalam 14 hari ke depan aman-aman saja, ada tim dokter disana yang terus memantau, maka barulah dipertimbangkan mereka boleh kembali ke keluarga atau masyarakat.
Virus ini masuk dengan cara terhirup melalui hidung kemudian ke saluran nafas bagian atas, bisa terus ke bawah menuju saluran nafas bawah yang di sana ada paru-paru, jadi menyerang jaringan paru-paru, kalau sudah terjadi peradangan di paru-paru, itu namanya radang paru.
Dan kalau sudah terjadi radang paru, pasien harus dirawat di ruang isolasi dengan monitoring yang ketat.
Photo credit: Adobe.com
Ini bukan nakut-nakutin tapi sekedar memberikan informasi dengan jujur, bahwa obat yang spesifik untuk virus corona ini BELUM ADA sampai saat ini.
Banyak hoax beredar misalnya mengobati dengan bawang putih, minum alkohol karena anggapannya virus mati dengan alkohol, itu hoax-nya luar biasa.
Penyakit virus ini karena spesifik belum ada obatnya, maka hanya diobati secara suportif atau simplematis, yaitu kalau ada gejala, gejala itu yang akan diobati, misalnya ada gejala demam pada pasien maka akan diberi obat penurun demam.
Coronavirus bisa berkembangbiak di hewan seperti kekelawar, kucing, musang, ular, onta serta mamalia atau unggas lainnya.
Karena penyebaran nya melalui hewan maka cucilah tangan setelah menyentuh hewan atau produk hewan (seperti daging).
Dan satu hal lagi kalau mau masak harus matang, karena kalau tidak matang nanti virusnya masih hidup. Virus Corona ini mati di suhu 60 derajat Celcius lebih.
Virus korona sangat aktif di suhu yang rendah (dingin) serta kelembaban yang rendah antara 30-50%, sementara Indonesia ini kelembaban nya rata-rata 80%. Walau begitu tetap harus hati-hati karena bukan berarti virusnya tidak bisa hidup di Indonesia.
Jangan serta merta karena kita negara tropis mengatakan negara kita pasti aman, menganggap kita tidak bakal kena.
Virus ini tetap ada kemungkinan bisa hidup dan menyebar di Indonesia, apalagi ini virus yang baru yang belum dikenal banget sifatnya. Tadinya penyebarannya dianggap hanya dari hewan ke manusia, ternyata juga bisa dari manusia ke manusia.
Percepatan nya sekarang luar biasa, sebulan saja sudah sampai di atas 20.000 penderita, jadi inilah yang membuat kita harus serius dan waspada, tapi bukan berarti parno berlebihan.
Pencegahan virus corona, yaitu:
- Cuci tangan, khususnya setelah menyentuh hewan atau daging hewan.
- Pakai masker.
- Memasak makanan hingga matang.
- Jalani pola hidup bersih dan sehat.
- Menjaga imunitas tubuh supaya tubuh cukup baik untuk menangkal kuman dan virus.
- Makan yang bergizi.
- Istirahat yang cukup.
- Jangan bergadang.
- Olahraga rutin
- Jangan merokok.
Kenapa jangan merokok? Karena asap rokok itu merusak fungsi bulu-bulu getar yang ada di saluran nafas bagian atas. Bulu-bulu getar tersebut berfungsi membersihkan saluran nafas.