Ciri-ciri Tanaman Pohon Kelor
Batang Kelor
Tumbuhan atau tanaman kelor ini memiliki postur batang yang cukup tinggi bisa mencapai 7 – 11 meter, batang berkayu (lignosus), berdiri tegak, tampak putih kotor, kulit tipis, permukaan tampak kasar, percabangan simpodial, dengan arah cabang tegak atau miring, dan cenderung lurus dan tumbuh memanjang.
Bunga Kelor
Bunga memiliki warna puitih kekuningan dan tudung pelepah bunga berwarna hijau, bunga ini ada sepanjang tahung dengan aroma yang semerbak.
Bunga Kelor |
Daun Kelor
Daun kelor memiliki bentuk bulat telur dengan ukuran kecil-kecil. Daun majemuk dengan tangkai yang panjang tersusun rapi berseling, beranak daun gasal (imparipinnatus), helai daun saat masih muda berwarna hijau muda, dan dikomsumsi sebagai sayur.
Daun Kelor |
Biji Kelor
Biji kelor memiliki bentuk bulat dengan warna khas coklat kehitaman, tanaman kelor berbuah setelah berumur 12-18 bulan.
Biji Kelor |
Akar Kelor
Akar pohon kelor adalah tunggang, berwarna putih membesar seperti buah lobak
Akar Kelor |
Cara Budidaya Pohon Kelor
Perbanyakan tanaman ini ada 2 cara, yakni secara vegetative (stek batang) dan generative (biji). Tanaman ini bisa tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi hingga ketinggian 1000 meter dpl, umumnya banyak ditanam untuk tapal batas atau pagar halaman rumah.
Kandungan dan Senyawa Daun Kelor
46 Anti Oksidan
Kelor memiliki kandungan zat anti oksidan yang tergolong kuat yaitu “46 Anti Oksidan” senyawa ini akan melindungi tubuh terhadap efek merusak dari zat-zat radikal bebas dengan cara menetralkannya sebelum radikal bebas menyebabkan kerusakan dan menyebabkan penyakit. Senyawa anti oksidan yang dimaksud diantaranya Vitamin A, Vitamin C, Vitamin E, Vitamin K, Vitamin B (Choline), Vitamin B1 (Thiamin), Vitamin B2 (Riboflavin), Vitamin B3 (Niacin), Vitamin B6, Alanine, Alpha-Carotene, Arginine, Beta-Carotene, Beta-sitosterol, Caffeoylquinic Acid, Campesterol, Carotenoids, Chlorophyll, Chromium, Delta-5-Avenasterol, Delta-7-Avenasterol, Glutathione, Histidine, Indole Acetic Acid, Indoleacetonitrile, Kaempferal, Leucine, Lutein, Methionine, Myristic-Acid, Palmitic-Acid, Prolamine, Proline, Quercetin, Rutin, Selenium, Threonine, Tryptophan, Xanthins, Xanthophyll, Zeatin, Zeaxanthin, Zinc.
Menurut Makkar dan Becker, 1996, Tingginya konsentrasi asam askorbat, zat estrogen dan β-sitosterol, besi, kalsium, fosfor, tembaga, vitamin A, B dan C, α-tokoferol, riboflavin, nikotinik , asam folat, piridoksin, β-karoten, protein, dan khususnya asam amino esensial seperti (Isoleusin, Leusin, Lisin, Metionin, Fenilalanin, Treonin, Triptofan, Valin.) terdapat dalam daun dan polong yang membuatnya menjadi suplemen makanan yang hampir ideal.
Zat dan Senyawa Lain
Kelor juga diperkaya dengan zat yang mengandung gula sederhana, rhamnosa, glucosinolates dan isothiocyanates. Kulit batang juga telah dikonfirmasi mengandung 2 jenis alkaloid yakni moringine dan moringinine, sedangkan β-sitosterol , β-sitostenone, 4-hydroxymellin dan Asam octacosanoic telah diisolasi dari batang M. oleifera .
Yang menarik untuk diketahui ternyata kandungan Vitamin A pada tanaman kelor 4 kali lipat lebih banyak dari kandungan Vitamin A yang ada pada wortel, Kalsium dalam tanaman kelor juga 4 kali lipat dari pada kandungan kalsium yang ada pada susu sapi, bahkan kandungan Vitamin C dalam pohon kelor 7 kali lebih banyak dari pada kandungan Vitamin C yang terdapat dalam buah jeruk, luar biasa bukan?