Tidak hanya guru yang berperan dalam pendidikan anak, orangtua juga harus aktif. Kerjasama guru dan orang tua dalam proses pendidikan anak adalah hal yang sangat penting.
Tapi yang miris, masih banyak orangtua yang berlepas tangan dan sepenuhnya menyerahkan proses pendidikan anak kepada guru.
Padahal orangtua seharusnya memiliki porsi yang lebih besar dalam mendidik anak.
Murid SD | Photo credit: Edupost.id
Orangtua selain wajib memberikan kebutuhan materi (seperti makanan, pakaian dll), juga wajib ikut serta dalam proses pendidikan anak. Seorang ayah yang lelah setelah pulang kerja, tetap harus memiliki ‘quality time’ bersama anak.
Saat ‘quality time’ seperti itu menjadi kesempatan emas untuk mengajarkan hal-hal penting pada anak seperti:
- Mengajarkan caranya bersosialisasi.
- Mengajarkan cara membela diri saat ada yang membully.
- Mengajarkan cara mengatur waktu.
- Membantu memecahkan masalah yang sedang dimiliki anak.
- Membantu anak dalam mengerjakan tugas sekolahnya.
- Menceritakan hal-hal penting atau bagus pada anak.
- dll.
Guru dan orangtua sama-sama memiliki kewajiban untuk mendidik dan membimbing anak. Kedua pihak (guru dan orangtua) hendaknya berkomunikasi secara rutin untuk membicarakan kondisi anak dan seberapa jauh perkembangan anak.
Dengan berkomunikasi secara rutin, orang tua bisa mengetahui kondisi anak saat di lingkungan sekolahnya, dan guru pun bisa mengetahui bagaimana anak saat di rumahnya.
Walaupun orangtua sangat sibuk, tetep saja tidak boleh melimpahkan tugas mendidik anak sepenuhnya kepada pihak sekolah. Orangtua harus pandai-pandai memanajemen waktu sehingga memiliki waktu untuk anak.
Di sekolah, guru memiliki tugas yang berat yaitu mempersiapkan bahan yang akan diajarkan kepada para murid (mengajarkan materi) sekaligus mengajarkan adab/etika/akhlak.
Anak memiliki waktu lebih banyak di rumah daripada di sekolah, dengan begitu kepribadian seorang anak biasanya terbentuk saat di rumah, melalui orang tua dan lingkungannya berada.
Janganlah menjadi orangtua yang lepas tangan dalam mendidik anaknya dan menyerahkannya pada sekolah. Orang tua maupun pihak sekolah sama-sama mendidik sesuai kapasitasnya masing-masing, dimana koloborasi antara dua pihak ini sangat penting untuk proses tumbuh kembang anak.
Kesuksesan tumbuh kembang anak dari segi kecerdasan dan mentalitas adalah tanggung jawab orang tua, guru di sekolah, dan masyarakat.
Bahkan pada dasarnya pendidikan anak itu tanggung jawab orangtua. Adapun sekolah hanyalah institusi yang membantu setiap orangtua dalam mendidik anak. Dengan begitu, perkembangan anak sangat tergantung dari baik-buruknya orang tua, guru di sekolah tetap memiliki pengaruh tapi tidak terlalu besar.
Pendidikan anak bukan hanya tentang materi akademik. Bahkan materi akdemik hanyalah bagian yang sangat kecil dari seluruh komponen pendidikan yang harus diajarkan pada anak.
Hal lain yang harus diajarkan pada anak seperti pendidikan karakter, mental, rasa empati, kecerdasan emosional, kesehatan tubuh, dan hal-hal lainnya yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
Orangtua harus memperhatikan sungguh-sungguh pendidikan dan perkembangan anak. Tugas orang tua dalam pendidikan anak seperti:
- Mengontrol jam belajar anak di rumah. Ingatkan anak tentang jam belajarnya. Belajar bukan hanya karena ada PR saja, anak juga harus mengulang pelajaran yang telah diterangkan di sekolah agar tidak lupa.
- Pantau perkembangan akademik anak. Secara berkala periksa hasil ujian dan tugas anak.
- Orang tua harus membantu anak untuk mengenali bakat dan minatnya, sehingga potensi anak bisa berkembang secara optimal.
- Membimbing kepribadian anak. Moral dan tingkah laku anak merupakan tanggung jawab orang tua yang sangat besar.
- Orang tua harus ada waktu untuk mendengarkan isi hati anak. Orang tua adalah tempat curhat paling aman untuk anak.
Kesalahan orang yang sering terjadi yaitu:
- Keras dan kaku pada anak
- Tidak memberikan support untuk anak.
- Tidak menumbuhkan kepercayaan diri anak, sehingga anak tumbuh sebagai seorang yang minderan (tidak percaya diri).
- Kurang memberikan perhatian dan kasih sayang pada anak.
- Terlalu sibuk bekerja, sehingga tidak punya ‘quality time’ untuk anak.
- Hanya memperhatikan kebutuhan jasmani anak tanpa memperhatikan kebutuhan rohaninya.
Adapun peran guru adalah sebagai tenaga pendidik yang memberikan ilmu bermanfaat untuk masa depan anak. Selain mengajarkan materi akademik, guru juga diharapkan dapat dengan baik mengajarkan pendidikan moral, adab dan akhlak.
Guru juga harus pintar-pintar dalam memberikan motivasi belajar pada anak didik. Guru secara rutin memberikan laporan perkembangan anak kepada orang tuanya serta berdiskusi perihal anak.